Bontang — Ketua Komisi C DPRD Kota Bontang, Alfin Rausan Fikry, mengungkapkan bahwa penanganan banjir di Kota Bontang mulai menunjukkan perbaikan, meski tantangan besar masih ada. Penurunan risiko banjir terutama dirasakan di beberapa titik utama seperti Jalan Ahmad Yani. Namun, menurut politisi dari Partai Golkar tersebut, beberapa wilayah lainnya, terutama di gang-gang kecil, masih sering terdampak banjir, seperti di Gang Aren dan sejumlah gang di wilayah lainnya. Situasi ini mengindikasikan bahwa upaya bersama antara pemerintah kota dan DPRD Bontang masih sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan banjir secara menyeluruh.
“Kami melihat ada sedikit penurunan intensitas banjir di beberapa titik utama, namun di gang-gang kecil, masih terdapat banyak genangan. Ini terutama terjadi di kawasan seperti Gang Aren dan beberapa gang di daerah Tanjung Laut dan Guntung yang genangannya masih cukup tinggi,” ujar Alfin saat diwawancarai usai Kunker di DPRD Kutim, Rabu (30/10/2024) Kemaren.
Menurut Alfin, banjir yang melanda Kota Bontang seringkali terjadi akibat tingginya curah hujan, saluran air yang belum memadai, serta daerah-daerah rendah yang rentan tergenang air. Meski begitu, ia mengakui bahwa beberapa upaya perbaikan infrastruktur seperti pelebaran drainase dan pembangunan waduk penampung air telah memberikan dampak positif dalam menekan jumlah titik banjir yang ada.
Harapan Sinergi Antara Pemerintah Kota dan DPRD Bontang
Politisi dari Partai Golkar ini juga mengutarakan harapannya agar pemerintah kota dan DPRD Kota Bontang dapat bekerja sama secara lebih intensif dan berkesinambungan dalam menyelesaikan masalah banjir. Menurut Alfin, sinergi antara pemerintah dan legislatif akan sangat membantu dalam mempercepat pembangunan infrastruktur yang dapat mencegah banjir serta melakukan pemeliharaan rutin terhadap saluran-saluran air di seluruh wilayah kota.
“Kami di DPRD siap mendukung pemerintah kota, baik dalam penyusunan anggaran maupun kebijakan terkait penanganan banjir. Namun, kami berharap langkah-langkah ini juga dilaksanakan dengan lebih cepat dan tepat sasaran,” tambahnya. Alfin juga menyatakan bahwa pihaknya selalu siap mendengarkan masukan dari masyarakat terkait daerah-daerah rawan banjir yang mungkin belum tertangani dengan baik.
Banjir di Wilayah Tanjung Laut dan Guntung Masih Mengkhawatirkan
Salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus dari Alfin adalah kawasan Tanjung Laut dan Guntung, yang masih sering tergenang air pada musim hujan. Tingginya genangan di daerah ini, menurut Alfin, bukan hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tetapi juga karena sistem drainase yang belum optimal.
“Di daerah Tanjung Laut dan Guntung, genangan air bisa mencapai ketinggian yang mengkhawatirkan. Kami sangat berharap agar wilayah-wilayah ini bisa diprioritaskan dalam rencana perbaikan infrastruktur ke depannya,” jelas Alfin. Ia menambahkan bahwa pengaturan aliran air dan pembangunan waduk atau kolam retensi di kawasan tersebut mungkin bisa menjadi salah satu solusi yang perlu segera direalisasikan.
Pentingnya Pengelolaan Drainase yang Efektif
Menurut Alfin, salah satu faktor utama yang harus diperhatikan dalam mengatasi banjir di Bontang adalah sistem drainase yang ada. Drainase yang optimal dan terawat akan sangat membantu dalam memperlancar aliran air, terutama pada saat terjadi hujan lebat. Alfin menyebutkan, pihaknya akan mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi dan pemeliharaan rutin terhadap seluruh drainase di Kota Bontang.
“Drainase yang ada harus kita periksa satu per satu, apakah ukurannya sudah cukup besar untuk menampung air, atau apakah ada saluran yang tersumbat. Jika memang ada kendala, maka harus segera diperbaiki agar aliran air tetap lancar,” tutur Alfin. Ia menekankan bahwa pemeliharaan drainase harus dilakukan secara berkala, dan bukan hanya pada saat musim hujan tiba.
Peran Warga dalam Mengatasi Banjir
Selain peran pemerintah, Alfin juga mengingatkan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengatasi banjir. Ia meminta warga Bontang untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan, terutama dengan tidak membuang sampah sembarangan yang bisa menyumbat saluran air. Alfin juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika terdapat saluran air yang tersumbat atau bermasalah.
“Penanganan banjir tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah. Masyarakat juga harus turut menjaga lingkungan, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan dan berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan lingkungan. Dengan kerja sama dari semua pihak, kita bisa menciptakan Kota Bontang yang lebih aman dari risiko banjir,” kata Alfin mengakhiri pernyataannya.
Rencana Jangka Panjang untuk Mengatasi Banjir di Bontang
Dalam jangka panjang, Alfin mengatakan bahwa perlu adanya perencanaan yang lebih matang untuk mengatasi banjir secara menyeluruh di Kota Bontang. Ia berharap agar pemerintah dapat mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program-program pengendalian banjir, termasuk pembangunan kolam retensi, penguatan infrastruktur drainase, serta pembangunan waduk di beberapa lokasi strategis. Selain itu, Alfin juga menyarankan untuk meningkatkan penggunaan teknologi dalam monitoring curah hujan dan aliran air, agar pemerintah dapat lebih cepat merespons situasi banjir.
“Kita harus berpikir lebih jauh ke depan. Jangan hanya mengandalkan solusi jangka pendek, tetapi juga rencana jangka panjang yang berkelanjutan. Banjir adalah masalah yang kompleks, sehingga perlu strategi yang menyeluruh untuk menanganinya,” tegas Alfin.