Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mendapat kunjungan ulama hingga rektor perguruan tinggi dari Madura di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta. Para tokoh, ulama dan rektor perguruan tinggi menyampaikan aspirasi pemekaran Pulau Madura menjadi provinsi terpisah dari Jawa Timur.
“Kami mohon bapak Profesor Mahfud MD untuk bersama-sama mengawal. Kami juga minta kepada bapak profesor untuk menjadi figur utama proses Madura menjadi provinsi,” ujar Ketua Panitia Nasional Persiapan Pembentukan Provinsi Madura H. Ahmad Zaini seperti dikutip dari siaran pers Kemenko Polhukam Rabu (18/11/2020)
Zaini menitipkan pesan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Mahfud. Pesan itu berkaitan erat dengan pembangunan jalan tol.
“Bapak Jokowi itu membuat tol di seluruh Indonesia. Hanya Madura yang tidak dibuatkan tol, sedangkan jalannya sendiri sempit,” kata Zaini.
“Awal 2020 kami pernah mengajukan ke bapak presiden supaya dibuatkan jalan tol yang tandatangan kyai-kyai. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Jadi mohon kepada bapak Mahfud disampaikan ke bapak presiden,” lanjutnya.
Zaini menyampaikan untuk memenuhi persyaratan pemekaran, saat ini Tim Persiapan Pembentukan Provinsi Madura, sedang menyiapkan pemekaran Kabupaten Pamekasan menjadi kota madya.
“Setelah proses itu, nanti kami akan membuat rumusan bersama-sama proses kota dan provinsi,” ujarnya.
Sementara itu, Mahfud menegaskan sejak beberapa tahun lalu ikut terlibat dalam pembahasan rencana pemekaran tersebut. Kendala-kendala administratif harus segera diselesaikan. Apalagi, tokoh-tokoh Madura saat ini sudah lebih kompak, termasuk bupati dan DPRD.
“Kalau Madura sudah memenuhi syarat nanti tinggal dibawa ke DPRD Jawa Timur. Saya kira tidak terlalu sulit asal syarat-syarat minimal itu sudah terpenuhi,” ujar Mahfud.
Selain meminta dukungan untuk pemekaran Madura menjadi provinsi, para ulama dan pimpinan pesantren yang tergabung dalam Badan Silaturrahim Ulama Madura (Basra) menegaskan dukungan upaya pemerintah menguatkan persatuan dan keamanan NKRI.
“Pak Mahfud menjadi tumpuan masyarakat Madura dalam rangka menjaga keamanan nasional yang saat sekarang sudah banyak sekali persoalan-persoalan yang menimpa pemerintah kita,” ujar Sekretaris Basra KH. Nurudin Abdurrahman.
“Oleh sebab itu, sesuai dengan ajaran yang kami anut, yaitu ahlussunnah waljamaah, kalau pemerintah sudah sah, resmi itu harus didukung sepenuhnya tidak boleh nyimpang dari itu,” lanjutnya.
Nurudin menambahkan, ulama Madura tetap mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam memperkuat persatuan dan kesatuan nasional.
“Figur kita pak Mahfud punya tugas persatuan dan kesatuan dan kami dukung sepenuhnya,” kata Nurudin.