Samarinda – Matahari belum terlalu tinggi ketika halaman Masjid Alam Semesta (MAS) di Jalan Bukit Salam, Sempaja Timur, Samarinda Utara mulai dipenuhi warga. Suara takbir masih menggema pelan, menyatu dengan aroma rumput dan dedaunan basah selepas hujan malam. Sabtu pagi itu (7/6/2025), bukan hanya hari besar bagi umat Islam, tetapi juga hari di mana solidaritas sosial diuji dan ditegaskan melalui tindakan nyata.
Di tengah kerumunan, hadir sosok yang sudah tak asing bagi warga Kalimantan Timur. Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji, bersama istri yang juga Ketua TP PKK Kaltim, Wahyu Hernaningsih Seno, tiba dengan senyum hangat. Bukan dengan seremoni mewah, melainkan membawa lima ekor sapi kurban sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap masyarakat.
“Ini adalah kali ketujuh kami menyerahkan hewan kurban ke beberapa tempat. Mudah-mudahan hewan kurban ini bermanfaat bagi warga sekitar,” ujar Seno Aji saat menyapa warga dan takmir masjid.
Kurban Tak Sekadar Ritual
Namun, lebih dari sekadar seremonial, penyerahan hewan kurban itu menyimpan pesan yang lebih dalam. Dalam sambutannya, Seno Aji menyampaikan bahwa daging kurban harus dibagikan tanpa melihat sekat agama, ras, atau status sosial.
“Fakir miskin itu tidak hanya umat Islam. Tapi juga banyak umat lain. Ini saatnya berbagi, karena daging kurban ini bisa disampaikan kepada siapa saja yang berhak menerima,” tegasnya.
Pernyataan ini disambut hangat oleh pengurus masjid dan warga sekitar. Ketua Yayasan MAS, Syamsuddin, bahkan menyampaikan bahwa masjid tidak pernah menolak siapa pun yang datang meminta bantuan, terlebih di momen-momen besar seperti Iduladha.
“Alhamdulillah, pagi ini kami menerima lagi hewan kurban. Mudah-mudahan bermanfaat bagi umat dan masyarakat yang ada di sekitar masjid. Insya Allah banyak barokahnya untuk kesejahteraan masyarakat Kaltim,” ucap Syamsuddin penuh syukur.
Tahun ini, MAS menerima total 10 ekor sapi dan 6 ekor kambing. Delapan ekor sapi disembelih langsung di halaman masjid, sementara dua lainnya disalurkan ke wilayah-wilayah sekitar dan komunitas mualaf.
Solidaritas Lintas Iman dan Masa Depan Kaltim
Momen ini menjadi pengingat bahwa semangat Iduladha bukan hanya tentang menyembelih hewan, melainkan tentang menyembelih ego dan sekat-sekat sosial yang sering kali tak terlihat. Ketika daging kurban dibagi tanpa melihat keyakinan, ketika tangan membantu terulur bukan karena kewajiban, tapi karena cinta pada sesama—di situlah makna sejati kurban terasa.
Seno Aji pun mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momen ini sebagai bahan refleksi bersama.
“Iduladha harus jadi pengingat tentang keikhlasan, ketaatan, dan pentingnya solidaritas. Jika semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan organisasi sosial—bisa bekerja sama, maka insya Allah Kalimantan Timur akan menjadi provinsi yang bukan hanya maju secara ekonomi, tapi juga kuat secara sosial dan spiritual,” tutupnya.
Di tengah dinamika kehidupan kota, di antara kemajuan dan kesenjangan, Masjid Alam Semesta berdiri sebagai ruang harapan. Di sinilah, daging kurban tak hanya mengenyangkan perut, tapi juga menghangatkan hati—tanpa memandang siapa penerimanya.
