Tasikmalaya – Di Desa Lengkongjaya, Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, para perajin besi sedang menghadapi lonjakan permintaan untuk pisau dan golok yang digunakan dalam proses penyembelihan hewan kurban. Jumlah pemesanan pisau dan golok meningkat sebesar 40 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa.
“Hampir selama dua pekan terakhir ini, permintaannya meningkat sebesar 40 persen dari biasanya. Ini disebabkan oleh kebutuhan akan alat-alat untuk menyembelih hewan kurban,” kata Hafidin, seorang ahli perajin besi, ketika dihubungi oleh detikJabar pada Kamis (22/6/2023).
Biasanya dalam sepekan hanya ada pemesanan lima buah golok. Kali ini, bisa mencapai 12 sampai 13 buah per pekannya.
“Sedangkan jenis barang-barang yang lainnya seperti pacul biasa saja seperti hari biasa,” katanya
Meski permintaan naik, perajin tidak menaikan harga jual golok maupun pisau. Harga satu buah golok ini variatif antara Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu per buah. Sementara, harga pisau Rp. 25 ribu per satu pisau.
“Harganya tetep aja pak gak naik. Kan kita gak mau juga pelanggan lari,” ujar Hafidin
Golok dan pisau ini dipesan untuk menghadapi proses penyembelihan hewam kurban saat hari raya Idul Adha. Pembeli akui harus menggunakan golok baru agar kualitasnya terjaga. Apalagi, disyariatkan untuk menggunakan pisau atau golok untuk menyembelih hewan kurban.
Hapidin menjamin, golok dan pisau hasil tangannya bisa bertahan lama dan tajam. Karena menggunakan bahan baku baja yang berkualitas.
Baja yang baik digunakan untuk pisau yang tajam adalah jenis high carbon steel, konten karbon yang tinggi akan meningkatkan nilai kekerasan dari baja sehingga memiliki wear resistance yang sangat baik. Secara sederhana benda yang lebih keras dapat memotong benda yang lebih lunak berdasarkan konsep Mohs hardness.
“Kalau saya biasa beli baru kalau mau kurban. saya sih tahunya kan kalau menyembelih jangan yang tumpul harus yang tajam,” kata jagal hewan, Sodiq.
