Bontang – Peningkatan angka stunting di Kota Bontang telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Anggota DPRD Bontang, Muhammad Sahib, menyuarakan keprihatinannya terhadap penanganan stunting yang dinilai belum efektif, terutama di wilayah pesisir yang rawan terdampak. Sahib mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk segera mengevaluasi strategi penanganan yang saat ini diterapkan dan mengupayakan solusi yang lebih konkret.
“Penanganan stunting saat ini masih kurang efektif, dan akibatnya kita melihat kasus ini terus meningkat. Pemkot harus segera fokus pada akar masalah yang menyebabkan stunting,” tegas Sahib dalam wawancara, Rabu (23/10/2024).
Stunting dan Dampak di Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir Kota Bontang, seperti Tihi-Tihi dan Selangan, menjadi daerah yang paling terdampak oleh fenomena stunting. Masyarakat yang tinggal di wilayah ini, yang sebagian besar adalah nelayan, sering kali menghadapi tantangan ekonomi yang berdampak pada akses mereka terhadap makanan bergizi. Sahib menekankan bahwa kondisi ini memerlukan perhatian khusus, mengingat dampak stunting tidak hanya pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif yang berpotensi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan.
“Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab tingginya angka stunting, terutama di daerah pesisir. Pemerintah harus lebih proaktif dalam memberikan solusi, bukan hanya dengan program-program formal yang kadang sulit diakses oleh masyarakat kecil,” ungkap Sahib.
Untuk itu, Sahib mengusulkan agar Pemkot Bontang segera memberikan subsidi makanan bergizi kepada anak-anak balita dan ibu hamil, sebagai langkah nyata dalam mengatasi stunting. Menurutnya, subsidi ini harus bersifat langsung dan menyentuh kalangan yang paling membutuhkan, guna memastikan perbaikan gizi dapat segera dilakukan.
Usulan Subsidi Makanan Bergizi
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bontang, terdapat sekitar 16 ribu balita yang menjadi sasaran program penanggulangan stunting. Muhammad Sahib mengusulkan pemberian subsidi sebesar Rp500 ribu per bulan untuk setiap anak balita yang terdampak. Jika program ini diterapkan, diperlukan anggaran sekitar Rp96 miliar per tahun.
“Anggaran tersebut hanya sekitar 30 persen dari total alokasi untuk kesehatan yang mencapai Rp330 miliar per tahun. Jadi, dengan anggaran sebesar itu, seharusnya pemerintah bisa melakukan lebih banyak untuk menanggulangi stunting,” jelas Sahib.
Sahib juga menambahkan bahwa Pemkot perlu mengalokasikan anggaran kesehatan dengan lebih bijak dan tepat sasaran. Menurutnya, dana yang ada selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk program-program yang berdampak langsung terhadap masyarakat, khususnya dalam upaya penanggulangan gizi buruk.
Kenaikan Prevalensi Stunting di Kota Bontang
Data terbaru dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kota Bontang meningkat dari 18 persen pada Juli 2024 menjadi 20,6 persen pada Agustus 2024. Kenaikan signifikan ini menunjukkan adanya permasalahan mendasar yang belum terselesaikan. Sahib menilai kenaikan ini adalah tanda bahwa pendekatan yang selama ini diterapkan oleh pemerintah masih belum cukup efektif.
“Angka stunting ini tidak bisa dianggap remeh. Ini adalah masa depan anak-anak kita, dan kita harus segera bertindak untuk memperbaiki keadaan,” kata Sahib.
Kenaikan prevalensi stunting ini menambah kekhawatiran terkait kualitas hidup anak-anak di Bontang, terutama di tengah masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan. Kurangnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya tingkat pendidikan mengenai pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak, serta kondisi ekonomi yang tidak mendukung menjadi penyebab utama.
Langkah-Langkah yang Harus Segera Diambil
Muhammad Sahib menegaskan bahwa Pemkot Bontang perlu segera merespons situasi ini dengan langkah-langkah nyata dan terukur. Ia mengusulkan agar pemerintah mempercepat program penanggulangan stunting yang lebih menyeluruh, termasuk peningkatan sosialisasi mengenai pentingnya gizi bagi masyarakat.
“Sosialisasi dan pendidikan gizi kepada masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan daerah miskin, harus digalakkan. Banyak masyarakat yang mungkin tidak paham pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak-anak mereka, dan ini harus menjadi prioritas dalam program penanggulangan stunting,” ujar Sahib.
Selain itu, ia menilai perlu adanya keterlibatan yang lebih luas dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil, dalam upaya penanggulangan stunting. Menurutnya, kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat mempercepat upaya untuk menurunkan angka stunting.
Pemkot Bontang Perlu Evaluasi Kebijakan
Sahib juga mendesak Pemkot untuk segera mengevaluasi kebijakan yang ada dan memastikan bahwa anggaran yang sudah dialokasikan untuk kesehatan dapat dimanfaatkan dengan baik. Ia menilai bahwa penanggulangan stunting tidak hanya membutuhkan anggaran besar, tetapi juga pengelolaan yang tepat dan terarah.
“Anggaran kesehatan Kota Bontang cukup besar, tetapi jika tidak dikelola dengan baik dan tepat sasaran, maka hasilnya akan seperti yang kita lihat sekarang, dimana angka stunting justru meningkat,” tegas Sahib.
Ia berharap agar Pemkot dapat lebih transparan dalam pengelolaan anggaran kesehatan dan memastikan bahwa program-program yang diluncurkan betul-betul sampai kepada masyarakat yang paling membutuhkan. Sahib juga menyarankan agar Pemkot melibatkan akademisi dan pakar kesehatan dalam merancang strategi yang lebih baik untuk penanggulangan stunting.
Dampak Jangka Panjang Stunting
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius, tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak, yang berdampak pada kemampuan belajar dan produktivitas mereka di masa depan. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan seperti penyakit degeneratif, seperti diabetes dan hipertensi, saat dewasa.
Dengan prevalensi stunting yang meningkat, Muhammad Sahib menekankan bahwa penanganan stunting harus menjadi prioritas utama bagi Pemkot Bontang. “Ini adalah investasi untuk masa depan generasi kita. Stunting harus segera ditangani agar anak-anak Bontang bisa tumbuh menjadi generasi yang sehat dan produktif,” katanya.