Sidoarjo – Di bawah terik matahari pagi, Minggu (30/6/2024), Plt Bupati Sidoarjo, H Subandi, menapakkan kaki di Desa Ngingas, Kecamatan Waru. Kedatangannya bukan tanpa alasan. Kondisi pengelolaan sampah dan keberadaan bangunan liar di sempadan sungai telah menjadi sorotan. Isu ini mendesak, mengancam lingkungan dan kesehatan warga, serta memicu banjir.
Subandi memulai inspeksinya di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Ngingas. Tempat ini menunjukkan perubahan positif; tak ada lagi tumpukan sampah berserakan seperti dulu. Meski demikian, pengelolaan masih bersifat manual, mengandalkan tenaga manusia untuk memilah sampah. “Kita butuh mesin pemilah dan pencacah sampah agar pengelolaan lebih efektif,” ujarnya tegas. Subandi menyadari, solusi ini bisa mempercepat penanganan sampah di Ngingas.
Dalam perbincangannya di lokasi, Subandi menekankan pentingnya pembenahan total TPST. Dia mengungkapkan bahwa Pemkab Sidoarjo telah memberikan kontribusi signifikan, namun upaya ini harus dilanjutkan. “Persoalan sampah di Ngingas ini tidak boleh dibiarkan. Kita harus segera benahi agar tidak menjadi bom waktu yang membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Pasca pandemi Covid-19, perekonomian masyarakat mulai bangkit. Namun, sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menghambat pemulihan ini dan membahayakan kesehatan lingkungan. “TPST yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat pemulihan ekonomi dan membahayakan kesehatan masyarakat,” jelas Subandi.
Selesai dengan TPST, Subandi beralih ke sempadan sungai. Pemandangan bangunan liar yang berdiri di sepanjang sungai menjadi pemandangan yang mengkhawatirkan. Keberadaan bangunan-bangunan ini tidak hanya menghambat aliran sungai tetapi juga mempersulit normalisasi sungai menggunakan alat berat. “Pemerintah desa dan kecamatan harus segera melakukan sosialisasi terkait pembebasan bangunan liar di sepanjang sungai ini,” seru Subandi.
Dia menekankan pentingnya pengertian dari penghuni bangunan liar mengenai dampak lingkungan dan risiko banjir yang mereka timbulkan. Untuk menambah efektivitas, Subandi juga mengusulkan pemasangan box culvert hingga ke Dusun Ambeng-Ambeng. “Ini bisa memperlebar jalan dan menghilangkan ruang kosong yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan liar,” tambahnya.
Dengan semangat optimis, Subandi mengajak semua pihak untuk bersatu padu menyelesaikan masalah sampah dan banjir di Waru. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci. “Tidak buang sampah sembarangan dan jangan mendirikan bangunan liar, lebih-lebih di sempadan sungai,” pesan Subandi penuh harap.
Perjalanan Subandi di Ngingas ini bukan sekadar inspeksi rutin, tapi sebuah ajakan untuk berkolaborasi menjaga lingkungan. Semoga langkah-langkah yang diambil membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi warga Sidoarjo.