Tasikmalaya – “Bersuara dengan visi, bergerak dengan solusi,” begitulah semangat yang digaungkan dalam Dialog Publik Legislatif yang bertajuk “Membangun Legislatif Kampus yang Konstruktif Serta Inovatif Guna Membangun Mahasiswa yang Berdampak dan Berkemajuan” oleh Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Politeknik Triguna Tasikmalaya di Askara Kopi, Sabtu (28/6/2025).
Kegiatan ini menjadi panggung diskusi strategis antara mahasiswa, akademisi, dan wakil rakyat, membahas pentingnya membangun legislatif kampus yang konstruktif, inovatif, dan berdampak.
Dialog Menghadirkan Empat Pembicara Lintas Sektor
Dialog ini menghadirkan empat pembicara lintas sektor, yakni Dr. Hasan Fahmi Kusnandar, S.Sos., M.M (akademisi), Ahmad Junaedi Sakan, S.H. (Anggota Komisi 3 DPRD Kota Tasikmalaya), dan Anwar Shiddiq A.Md (aktivis mahasiswa), dengan Aulia Rahma S sebagai moderator. Mereka sepakat bahwa kampus saat ini tidak bisa lagi hanya menjadi tempat belajar teoritis, tetapi juga harus menjadi pusat inovasi sosial dan kepemimpinan.
“Legislatif kampus yang kuat bukan hanya menjalankan fungsi kontrol, tetapi juga membentuk arah kemajuan kampus dan mahasiswa,” ujar Dr. Hasan Fahmi saat menyampaikan paparannya.
Dalam forum ini, dipaparkan pula bagaimana organisasi legislatif mahasiswa dapat menjadi pilar utama demokrasi kampus. Fungsi-fungsi seperti legislasi, pengawasan, dan penyaluran aspirasi mahasiswa harus dijalankan secara inovatif dan transparan.
Ahmad Junaedi Sakan menambahkan bahwa penting bagi legislatif mahasiswa untuk bersinergi dengan pihak eksternal. “Keterbukaan dan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat akan memperluas ruang dampak mahasiswa,” jelasnya, menekankan urgensi digitalisasi sistem legislasi agar lebih akuntabel.
Mahasiswa Juga Harus Produktif Hasilkan Solusi Nyata Bagi Masyarakat
Berbagai strategi disoroti dalam dialog ini, mulai dari pembentukan Komite Inovasi Mahasiswa hingga program dana hibah “Inisiatif Mahasiswa Berdampak (IMB)” yang bisa mendorong riset kolaboratif dan wirausaha sosial. Bahkan, konsep dashboard kinerja organisasi mahasiswa berbasis transparansi juga digulirkan sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.
Sementara itu, Anwar Shiddiq menegaskan bahwa mahasiswa tidak hanya harus aktif dalam organisasi, tapi juga produktif dalam menghasilkan solusi nyata bagi masyarakat. Menurutnya, organisasi kemahasiswaan harus mengedepankan output dan kebermanfaatan, bukan sekadar agenda rutin.
Dialog ini juga menggarisbawahi pentingnya kampus inovatif yang mampu menghubungkan mahasiswa dengan dunia luar, seperti industri dan pemerintahan. Dalam sesi penutup, semua pihak menyerukan pentingnya kolaborasi strategis antara legislatif kampus, rektorat, dan mitra eksternal dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) yang inklusif dan transformatif.
Dengan semangat konstruktif, acara ini menjadi pengingat bahwa kekuatan legislasi bukan pada kerasnya suara, melainkan pada kemampuannya merancang solusi dan menciptakan ruang inovasi bagi mahasiswa yang ingin berdampak dan berkemajuan.