Sangatta– RSUD Kudungga menyelaraskan hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dengan langkah‑langkah nyata memperbaiki layanan publik. Serangkaian kebijakan dan perbaikan teknis dipacu agar rumah sakit semakin responsif dan transparan terhadap kebutuhan pasien.
Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, dalam seminar pengumuman hasil survei, menegaskan:
“Kami ini tempat masyarakat mengadu. Karena itu, kami harus membuka telinga dan hati selebar-lebarnya. Setiap masukan yang disampaikan, kami jadikan bahan untuk menetapkan kebijakan.”
Menurutnya, prestasi survei tidak cukup jika masyarakat tidak benar-benar merasakan manfaatnya.
Direktur RSUD Kudungga, dr. Muhammad Yusuf, membeberkan bahwa skor IKM tahun ini mencapai 87,85 (kategori baik), hanya tertinggal 0,5 poin dari kategori sangat baik.
Sementara IPK membaik dari 75 (2024) menjadi 88 (2025), menjadi bukti penguatan transparansi dan integritas di institusi tersebut.
“Kami ingin tahu di mana kesenjangannya agar bisa diperbaiki. Untuk mencapai pelayanan yang lebih baik, hasil survei ini menjadi cermin kami,” ungkapnya.
Dalam perspektif eksternal, dr. Ratno Adrianto, Ketua ULS Pusat Kajian Manajemen dan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Universitas Mulawarman, menyatakan apresiasinya terhadap kemajuan nyata yang ditunjukkan RSUD Kudungga.
Menurut Ratno, peningkatan signifikan terjadi dalam aspek kecepatan layanan, keramahan petugas, dan keterbukaan informasi.
“RSUD Kudungga bukan hanya fokus pada pencapaian angka, tapi juga pada perubahan nyata di tingkat pelayanan,” ujarnya.
Dari survei ke aksi, rumah sakit kini memfokuskan transformasi nilai pelayanan: dari sekadar catatan statistik menjadi pengalaman nyata pasien, dengan orientasi pada kemanusiaan, transparansi, dan integritas.
