Langkah bersejarah itu terjadi pada 26 November 1974. Di hari itu, PT Badak Natural Gas Liquefaction (Badak NGL) resmi berdiri dan mengawali babak baru energi Indonesia. Bukan sekadar pabrik, inilah fondasi lahirnya Bontang sebagai “kota LNG”—simbol transformasi pesisir Kalimantan menjadi pusat industri global.
Penunjukan Bontang bukan kebetulan. Pada awal 1972, cadangan gas raksasa ditemukan di kompleks Muara Badak (termasuk Samberah, Nilam, dan Mutiara), menyusul temuan besar lainnya di Arun, Aceh. Pemerintah kemudian menetapkan Bontang sebagai lokasi kilang LNG kedua Indonesia, menyasar pasar energi Asia Timur.
“Keputusan ini adalah strategi energi nasional yang cerdas dan progresif,” terang catatan resmi Badak NGL. Pendirian perusahaan segera diikuti oleh dimulainya konstruksi kilang. Hanya tiga tahun berselang, Train A mulai berproduksi pada 5 Juli 1977. Pabrik diresmikan pada 1 Agustus, dan ekspor perdana LNG ke Jepang dikirim pada 9 Agustus 1977 lewat kapal LNG Aquarius.
Yang menarik, kontrak penjualan LNG justru diteken lebih dulu pada 1973, bahkan sebelum kilangnya berdiri. Perjanjian jangka panjang selama 20 tahun itu melibatkan lima pembeli dari Jepang—jaminan yang memungkinkan pembiayaan dan percepatan pembangunan.
Pasokan gas awal berasal dari lapangan Muara Badak di bawah operator VICO. Lalu, pada awal 1980-an, aliran gas dari blok Mahakam (Bekapai–Handil) mulai masuk, menambah stabilitas suplai. Integrasi ini turut menghubungkan pipa gas ke industri pupuk dan jaringan energi lain di Bontang.
Pertumbuhan kilang pun pesat. Dari dua train pertama, fasilitas terus diperluas hingga mencapai delapan train (A–H) pada 1999, dengan kapasitas desain sekitar 22,5 juta ton LNG per tahun. Ini menjadikan Bontang salah satu kompleks LNG terbesar di dunia saat itu.
Dampaknya terasa luas. Bontang yang dulu kampung pesisir berubah menjadi kota industri lengkap dengan pelabuhan, jaringan pipa, fasilitas pendidikan, dan layanan publik. PT Badak NGL aktif mengembangkan program CSR dan pelatihan SDM lewat Badak LNG Learning Center dan LNG Academy, membuka jalan baru bagi generasi muda.
Langkah awal pada 1974 itu membentuk ekosistem industri, sosial, dan ekonomi yang tumbuh bersama. Tak hanya membangun kilang, PT Badak NGL turut membangun kota dan masa depan.
