Sangatta – Penurunan produktivitas padi di Kutai Timur menjadi perhatian serius Anggota Komisi B DPRD Kutim, David Rante. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kutai Timur, luas panen padi meningkat dari 3.415,90 hektare pada 2022 menjadi 3.505,89 hektare pada 2023. Namun, produktivitas justru turun dari 35,35 kuintal per hektare menjadi 29,00 kuintal per hektare pada periode yang sama.
Penurunan ini berimbas pada hasil panen yang berkurang dari 12.076,25 ton pada 2022 menjadi 10.167,79 ton pada 2023. Situasi ini, menurut David, memerlukan perhatian serius, terutama dalam memastikan ketahanan pangan di daerah tetap terjaga.
“Kami prihatin melihat data ini. Meski luas panen bertambah, hasilnya justru menurun. Ini adalah tantangan besar bagi ketahanan pangan di Kutim,” ujar David.
Harapan pada Dukungan Program Pemerintah Pusat
David berharap pemerintah pusat dapat segera memberikan dukungan nyata kepada daerah untuk mengatasi masalah ini. Ia merujuk pada berbagai program yang telah diusung, termasuk inisiatif dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam penguatan sektor pertanian dan kerja sama antara Polri dan Badan Ketahanan Pangan melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang baru-baru ini ditandatangani.
“Kita menunggu langkah konkret dari pemerintah pusat, termasuk program dari Pak Prabowo yang telah banyak dibicarakan. Sinergi antara Polri dan Badan Ketahanan Pangan juga mulai berjalan. Semoga dampaknya segera terasa di lapangan,” tambahnya.
Tantangan Akibat Sedimentasi dan Aktivitas Tambang
Salah satu tantangan utama yang dihadapi sektor pertanian di Kutai Timur adalah dampak sedimentasi dari aktivitas tambang. Menurut David, sedimentasi ini mengurangi kualitas lahan pertanian, sehingga menurunkan produktivitas tanaman.
“Sedimentasi akibat tambang menjadi masalah serius. Hal ini mengurangi luas lahan efektif untuk pertanian, bahkan kualitas tanahnya juga menurun,” ungkap David.
Ia menambahkan bahwa Kutim sedang dalam proses transisi menuju ekonomi hijau, sebuah visi yang membutuhkan perhatian khusus agar sektor pertanian tidak terabaikan. Menurutnya, pembangunan berkelanjutan harus tetap memperhatikan keberlangsungan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan daerah.
“Ekonomi hijau adalah arah yang baik, tapi transisi ini memakan waktu. Kita perlu memastikan pertanian tetap mendapatkan perhatian khusus agar ketahanan pangan tidak terganggu,” ujarnya.
Dukungan Regulasi untuk Ketahanan Pangan
David menegaskan pentingnya regulasi yang mendukung ketahanan pangan lokal di tengah berbagai tantangan, termasuk dampak transisi ekonomi dan kerusakan lingkungan. Ia mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk berkolaborasi dalam merancang kebijakan yang efektif guna mengatasi persoalan ini.
“Regulasi yang jelas dan mendukung sangat penting agar ketahanan pangan tetap terjaga, bahkan saat kita menghadapi tantangan besar seperti ini,” katanya.
Ia juga menyoroti perlunya pengelolaan sumber daya secara bijak untuk memastikan kebutuhan pangan lokal dapat terpenuhi tanpa harus terlalu bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Langkah yang Diharapkan untuk Memperkuat Produktivitas
David berharap adanya langkah-langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas padi di Kutai Timur. Di antaranya, pemulihan kualitas lahan, pendampingan teknis kepada petani, serta peningkatan akses terhadap teknologi pertanian modern.
“Selain dukungan regulasi, kita perlu memperbaiki kualitas lahan dan memberikan pelatihan serta teknologi kepada para petani. Dengan begitu, produktivitas bisa kembali meningkat,” jelas David.
Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan potensi kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, lembaga non-pemerintah, dan sektor swasta, dalam mengembangkan sektor pertanian di Kutai Timur.
“Kolaborasi adalah kunci. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk memperbaiki kondisi ini,” katanya.
Optimisme untuk Masa Depan Pertanian di Kutai Timur
DPRD Kutim optimis bahwa dengan upaya bersama, sektor pertanian dapat kembali bangkit. Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan penuh dari semua pihak, ketahanan pangan di Kutai Timur diyakini dapat ditingkatkan.
“Kami yakin, jika pemerintah pusat dan daerah bersinergi dengan baik, sektor pertanian di Kutai Timur bisa kembali produktif. Ketahanan pangan kita akan lebih kuat, dan kesejahteraan petani juga akan meningkat,” tutup David.
Melalui perhatian serius pada sektor pertanian, DPRD Kutai Timur berharap tidak hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga kualitas hidup para petani dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan lahan yang subur dan potensi besar, masa depan pertanian di Kutim masih memiliki harapan besar untuk berkembang.