Sidoarjo – Setelah sembilan hari penuh perjuangan, operasi pencarian dan evakuasi korban ambruknya Musholla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo resmi dinyatakan selesai. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen Budi Irawan, memastikan seluruh korban telah ditemukan dan tidak ada lagi tanda-tanda keberadaan korban baru di lokasi kejadian.
“Alhamdulillah, seluruh jenazah telah ditemukan. Sebelumnya diperkirakan ada 63 korban tertimbun reruntuhan. Saat ini lokasi sudah rata dengan tanah dan sangat kecil kemungkinan masih ada jenazah di sana,” ujar Budi Irawan dalam konferensi pers di Posko Utama, Selasa (7/10/2025).
BNPB mencatat sebanyak 61 jenazah utuh dan tujuh bagian tubuh (body part) telah berhasil dievakuasi. Namun, proses identifikasi masih berlangsung oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. “Kami yakin tujuh body part tersebut merupakan bagian dari korban yang sama. Nanti hasil akhir akan disampaikan oleh DVI,” tambah Budi.
Sementara itu, Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, melaporkan bahwa hingga hari kesembilan operasi, total telah terkumpul 67 kantong jenazah, termasuk delapan body part. “Total korban terevakuasi sebanyak 171 orang, terdiri dari 67 meninggal dunia dan 104 orang selamat,” jelasnya.
Terkait perbedaan data antara BNPB dan Basarnas, Budi Irawan menegaskan bahwa hal tersebut hanya karena perbedaan metode penghitungan. “Basarnas menghitung berdasarkan jumlah kantong jenazah, sedangkan BNPB menghitung korban utuh maupun bagian tubuh terpisah. Jadi tidak ada perbedaan substansi,” tegasnya.
Dari pihak kepolisian, Kompol Naf’an dari Tim DVI Polda Jawa Timur menyampaikan bahwa proses identifikasi masih berlangsung 24 jam secara bergantian. Hingga Selasa pagi, 17 korban telah berhasil diidentifikasi, dengan 51 sampel DNA korban dan 58 data pembanding keluarga yang telah dikumpulkan.
BNPB menyatakan bahwa fase pertama operasi SAR resmi ditutup, setelah diyakini tidak ada lagi korban tertimbun. Tahapan selanjutnya memasuki masa transisi pemulihan, yang kini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan pendampingan dari BNPB.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, menegaskan bahwa Pemprov dan Pemkab Sidoarjo akan terus mendampingi proses pemulihan hingga tuntas. Ia menuturkan bahwa Gubernur Jawa Timur terus memantau perkembangan baik di lapangan maupun di RS Bhayangkara, serta mengerahkan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk membantu penanganan korban dan identifikasi DVI.
Di akhir konferensi pers, Budi Irawan menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, hingga akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). “Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak. Anda tidak sendiri, kami akan terus mendampingi hingga seluruh kegiatan selesai,” ujarnya penuh haru.
Dengan tuntasnya operasi ini, perhatian kini beralih pada fase pemulihan dan rekonstruksi. Pemerintah menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh terhadap keamanan bangunan pondok pesantren akan dilakukan untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
