Cisayong – Suasana akademik terasa kental di Pesantren Khalifa dengan peserta yang mengikuti Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah: Metode Literature Review yang digelar secara luring pada 3–6 Juli 2025. Kegiatan ini menghadirkan Dr. Lina Marlina, S.Pd., M.M., MT. sebagai pemateri, yang membimbing peserta memahami langkah-langkah menyusun literature review secara mendalam, dari teknik pencarian referensi hingga penyusunan hasil telaah pustaka secara ilmiah.

Pelatihan ini secara khusus difokuskan untuk membekali peserta—baik santri maupun kalangan akademisi muda—dengan keterampilan menyusun karya ilmiah berbasis kajian pustaka yang sistematis. Dalam sesi-sesi utama, peserta diajarkan merumuskan pertanyaan penelitian, menyusun kriteria pemilihan artikel, hingga merancang struktur narasi tinjauan literatur yang logis dan runtut.
“Literature review adalah pondasi dari riset yang kuat. Di sini peserta kita latih bukan hanya menulis, tapi berpikir sistematis,” jelas Dr. Lina Marlina saat membuka pelatihan pada Kamis (3/7/2025).
Salah satu materi tambahan yang diperkenalkan dalam pelatihan ini adalah metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses). Meskipun bukan fokus utama, PRISMA diajarkan sebagai pendekatan pendukung untuk membantu peserta memahami cara kerja seleksi dan pelaporan artikel secara sistematis, terutama dalam sesi lanjutan.
Materi PRISMA meliputi pengenalan diagram alur seleksi literatur, pemahaman kriteria inklusi dan eksklusi, serta pentingnya pencatatan data menggunakan extraction table. Peserta juga dikenalkan pada checklist PRISMA sebagai acuan dalam menyusun pelaporan tinjauan pustaka yang transparan dan terstruktur.
“Pengenalan PRISMA ini penting agar peserta memahami bahwa literature review pun punya standar internasional,” ujar Dr. Lina dalam sesi praktik.
PRISMA, singkatan dari Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses, adalah metode global yang diakui karena sistematikanya. Mulai dari perencanaan hingga pelaporan, pendekatan ini membantu peneliti menyusun karya ilmiah yang transparan, dapat direplikasi, dan memiliki dasar kuat dalam literatur.
Dr. Lina Marlina, S.Pd., M.M., MT., selaku pemateri utama, menyampaikan pentingnya pemahaman struktur penelitian.
“Literature review bukan sekadar menyusun ringkasan, tapi membangun pondasi riset yang kuat. PRISMA memberi kerangka agar riset tidak asal kutip,” ujar beliau dalam sesi pembukaan.
Pelatihan ini disusun dalam enam langkah utama sesuai PRISMA:
Pertama, peserta menyusun rumusan masalah yang tepat dan protokol penelitian. Kedua, mereka mempraktikkan pencarian jurnal di database akademik seperti Scopus dan Google Scholar, serta mengelola duplikasi. Ketiga, dilakukan skrining dengan kriteria inklusi dan eksklusi, dibantu studi kasus langsung.
Langkah keempat melibatkan teknik evaluasi kualitas jurnal dan pencatatan karakteristik data menggunakan table extraction. Selanjutnya, peserta belajar menyusun sintesis data, baik secara naratif maupun kuantitatif sederhana. Terakhir, mereka diajarkan menyusun diagram PRISMA dan menggunakan checklist PRISMA dalam pelaporan.
Yang menarik, pendekatan ini tidak hanya menyasar kalangan dosen atau peneliti, namun juga menyentuh kalangan santri yang kini aktif menulis.
“Peserta tidak hanya bisa berdakwah lewat lisan, tapi juga melalui tulisan ilmiah yang berdampak,” kata salah satu peserta.
Dengan metode PRISMA, pelatihan ini memperluas wawasan peserta dalam menyusun karya ilmiah yang bertanggung jawab dan relevan. Tak hanya menekankan pada teknik menulis, namun juga pada pentingnya etika ilmiah dan penalaran kritis berbasis bukti.
Semangat kolaboratif dan suasana belajar yang terstruktur menjadi daya tarik utama pelatihan ini. Lebih dari sekadar pelatihan, ini adalah gerakan membangun budaya ilmiah.