Peran Ayah dalam Keseimbangan Pengasuhan
Menurut Suharno, pola pikir tradisional yang masih melekat di banyak keluarga adalah bahwa peran ayah hanya sebatas sebagai “breadwinner” atau pencari nafkah utama. Ayah dianggap bertugas memenuhi kebutuhan finansial keluarga, sementara tugas pengasuhan anak lebih banyak diserahkan kepada ibu. Padahal, pemahaman ini perlu dikaji ulang, mengingat pengasuhan merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan partisipasi aktif baik dari ayah maupun ibu.
“Ibu biasanya lebih dikenal dengan peran memberikan kenyamanan, perlindungan, serta kelembutan kepada anak. Sementara itu, ayah memiliki peran mendorong anak untuk berani bereksplorasi, menghadapi tantangan, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar,” jelas Suharno. Keseimbangan antara peran ayah dan ibu ini menjadi kunci penting dalam proses perkembangan anak.
Ayah memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan sosial anak. Anak yang memiliki kedekatan dengan ayahnya cenderung lebih berani menghadapi dunia luar dan lebih siap menghadapi berbagai tantangan hidup. Peran ayah dalam mengarahkan dan memberikan dorongan positif bagi anak juga berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter anak di masa depan.
Pengasuhan untuk Kesejahteraan Anak: Empat Elemen Penting
Lebih lanjut, Suharno menekankan bahwa pengasuhan yang seimbang untuk meraih kesejahteraan dan kebahagiaan individu, terutama anak, membutuhkan empat elemen penting. Elemen-elemen tersebut adalah elemen fisik, sosial, spiritual, dan intelektual. Keterlibatan orang tua dalam pengasuhan yang mencakup keempat elemen ini sangat krusial agar anak dapat tumbuh dengan seimbang dan memiliki pondasi yang kuat dalam kehidupannya.
1. Elemen Fisik
Kesejahteraan fisik anak tentu menjadi perhatian utama dalam pengasuhan. Dalam hal ini, ayah dan ibu harus berperan dalam memenuhi kebutuhan fisik anak, seperti makanan bergizi, olahraga yang cukup, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Suharno menekankan bahwa peran ayah juga penting dalam mendampingi anak melakukan aktivitas fisik. Misalnya, ayah bisa mengajak anak bermain di luar, berolahraga bersama, atau terlibat dalam kegiatan fisik yang membangun kebugaran dan daya tahan tubuh anak.
2. Elemen Sosial
Dalam aspek sosial, peran ayah sangat vital dalam mengajarkan anak cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Suharno menyampaikan bahwa ayah harus menjadi model yang baik dalam mengembangkan keterampilan sosial anak, seperti berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama dengan orang lain. Kedekatan dengan ayah membantu anak membangun rasa percaya diri saat bergaul dengan teman sebaya maupun orang dewasa.
“Anak yang terbiasa didampingi oleh ayah dalam berbagai aktivitas sosial cenderung lebih mampu menyesuaikan diri di lingkungan yang lebih luas, seperti sekolah atau masyarakat. Mereka juga lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang ada di sekitar mereka,” jelas Suharno.
3. Elemen Spiritual
Pendidikan spiritual juga merupakan elemen penting yang tidak boleh diabaikan dalam pengasuhan anak. Suharno menekankan bahwa nilai-nilai agama dan moral harus ditanamkan sejak dini kepada anak. Dalam hal ini, peran ayah dan ibu sangat penting untuk memberikan contoh nyata bagaimana menjalankan kehidupan yang sejalan dengan nilai-nilai spiritual.
“Ayah memiliki peran besar dalam memberikan keteladanan kepada anak, baik dalam hal menjalankan ibadah maupun dalam mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab. Ayah harus aktif dalam mendampingi anak memahami dan menghayati nilai-nilai spiritual tersebut,” tambah Suharno.
4. Elemen Intelektual
Dalam aspek intelektual, ayah dan ibu harus berperan aktif dalam merangsang minat belajar anak. Suharno menyoroti bahwa banyak ayah yang kurang terlibat dalam pendidikan formal anak, seperti membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah atau mendampingi anak saat belajar. Padahal, keterlibatan ayah dalam aspek ini sangat penting untuk mengembangkan kecerdasan dan kemampuan akademis anak.
“Ayah bisa menjadi pendamping yang baik dalam proses belajar anak. Tidak hanya membantu dalam tugas-tugas sekolah, tetapi juga mendorong anak untuk memiliki minat yang luas terhadap berbagai hal. Misalnya, ayah bisa mengajak anak membaca buku, berdiskusi tentang berbagai topik, atau mengenalkan anak pada teknologi dan sains,” jelas Suharno.
Pentingnya Pendidikan Parenting untuk Ayah
Dalam masyarakat modern yang semakin kompleks, tantangan pengasuhan anak juga semakin meningkat. Oleh karena itu, Suharno menekankan pentingnya pendidikan parenting yang tidak hanya ditujukan untuk ibu, tetapi juga untuk ayah. Pendidikan parenting dapat membantu ayah memahami lebih baik peran mereka dalam keluarga dan bagaimana mereka bisa berkontribusi secara aktif dalam perkembangan anak.
“Pendidikan parenting penting agar para ayah bisa lebih sadar akan tanggung jawabnya dalam pengasuhan. Banyak ayah yang masih berpikir bahwa peran mereka hanya di ranah ekonomi, sementara urusan pengasuhan diserahkan sepenuhnya kepada ibu. Hal ini perlu diubah, karena peran ayah sama pentingnya dalam perkembangan anak,” ujar Suharno.
Pendidikan parenting juga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan psikologis dan emosional anak. Dengan pendidikan yang tepat, ayah dapat belajar bagaimana menghadapi tantangan-tantangan dalam pengasuhan, seperti bagaimana mendisiplinkan anak tanpa menggunakan kekerasan, bagaimana menjadi pendengar yang baik bagi anak, dan bagaimana membangun hubungan yang lebih erat dengan anak.
Peran Ayah dalam Mencegah Pergaulan Negatif
Selain itu, Suharno juga menyoroti pentingnya peran ayah dalam menjaga anak dari pergaulan yang negatif. Di era digital seperti sekarang ini, anak-anak mudah terpapar dengan berbagai pengaruh buruk dari luar, baik melalui media sosial maupun lingkungan pergaulan. Ayah memiliki peran penting dalam memberikan arahan dan pengawasan yang tepat agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.
“Anak-anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih terbuka untuk berbagi tentang pengalaman dan masalah mereka. Dengan begitu, ayah dapat lebih cepat mengetahui jika ada sesuatu yang tidak beres dalam pergaulan anak. Ayah juga bisa memberikan nasihat dan bimbingan yang tepat agar anak bisa memilih pergaulan yang sehat,” ungkap Suharno.
Menurutnya, peran ayah dalam memberikan pengawasan ini tidak harus dilakukan dengan cara yang otoriter. Sebaliknya, ayah harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan anak, sehingga anak merasa nyaman untuk berbicara tentang apa saja yang mereka alami. Dengan pendekatan yang penuh kasih sayang namun tegas, ayah bisa menjadi teman sekaligus panutan bagi anak.