Sidoarjo – Pemkab Sidoarjo meluncurkan gerakan “Jihad Rawat Sungai” sebagai langkah konkret untuk membersihkan sungai-sungai dari sampah dan tanaman liar. Aksi ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk ASN Pemkab Sidoarjo, Kodim 0816 Sidoarjo, Polresta Sidoarjo, serta pemerintah desa. Tujuan utama gerakan ini adalah mengatasi permasalahan sampah sungai dan mencegah banjir, terutama di musim penghujan.
Pada Minggu (12/1), Jihad Rawat Sungai dilakukan di Avoer Kedungan, Desa Candi Pari, Kecamatan Porong. Sungai tersebut dipenuhi enceng gondok yang bercampur dengan sampah, bahkan sampai menyumbat jembatan. Sekitar 500 orang dikerahkan, terdiri dari ASN Pemkab Sidoarjo, anggota Kodim 0816 Sidoarjo, Polresta Sidoarjo, dan masyarakat setempat. Mereka bergotong royong membersihkan enceng gondok dan sampah menggunakan alat-alat sederhana seperti galah panjang, garpu besi, dan kail jangkar.
Alat-alat modifikasi tersebut terbukti efektif menarik enceng gondok dan sampah dari dalam sungai. Selain menggunakan tenaga manual, Pemkab Sidoarjo juga mengerahkan satu unit excavator dan dua truk pengangkut sampah. Alat berat ini membantu mempercepat proses pembersihan.
Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, terjun langsung memimpin kegiatan tersebut bersama Dandim Sidoarjo, Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo, dan Sekda Sidoarjo, Fenny Apridawati. H. Subandi mengatakan bahwa aksi membersihkan sungai akan terus dilakukan. Semua sungai di wilayah Sidoarjo akan dipantau kebersihannya. Jika ditemukan banyak sampah, ASN Pemkab Sidoarjo akan dikerahkan untuk kerja bakti. Anggota Kodim dan Polresta juga akan terus dilibatkan dalam upaya ini.
“Kita gerakkan Jihad Rawat Sungai, artinya kita akan menyusuri sungai. Jika ada yang terhambat sampah, termasuk enceng gondok, langsung kita bersihkan. Bahkan tadi ditemukan ada tiga kasur yang dibuang ke sungai,” ujar H. Subandi.
Ajakan untuk Masyarakat
H. Subandi juga mengimbau masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan. Menurutnya, sampah di sungai adalah salah satu penyebab utama banjir karena menyumbat aliran air. Jika aliran sungai terhambat, air akan meluap ke pemukiman saat hujan deras. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat meningkatkan kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.
“Saya tidak ingin ada hujan sedikit, Sidoarjo langsung banjir. Mencegah banjir ini menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pimpinan daerah, tetapi juga kepala desa, camat, seluruh OPD, dan masyarakat,” tambahnya.
Peraturan Desa untuk Pengelolaan Sampah
Sebagai langkah preventif, H. Subandi meminta pemerintah desa segera membuat Peraturan Desa (Perdes) tentang pengelolaan sampah. Perdes ini diharapkan mencantumkan sanksi tegas bagi warga yang melanggar aturan pembuangan sampah sembarangan. Menurutnya, Perdes tersebut akan mendukung pengelolaan sampah di Kabupaten Sidoarjo menjadi lebih baik sekaligus mengubah kebiasaan buruk masyarakat.
“Kita sudah perintahkan kepada kepala desa untuk membuat Perdes sampah, supaya tidak ada lagi warga yang membuang sampah di sungai,” tegas H. Subandi.
Dengan aksi Jihad Rawat Sungai, Pemkab Sidoarjo berharap mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sekaligus mencegah bencana banjir. Gerakan ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan.