Jakarta – Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menyerukan agar negara-negara berkembang mempercepat industrialisasi berkelanjutan dalam sesi kedua G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) yang digelar di Gqberha, Afrika Selatan.
Menurut Budi, terdapat tiga prioritas utama yang harus digenjot: membangun kapasitas produktif, naik kelas dalam rantai nilai global, dan mengembangkan industri hijau sebagai motor transisi ke ekonomi rendah karbon.
“Kedua, naik kelas dalam rantai nilai global, terutama dengan memperluas basis manufaktur di sektor strategis seperti semikonduktor, baterai kendaraan listrik, dan farmasi. Ketiga, mengembangkan industri hijau untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan,” ujar Budi.
Budi juga menyebut bahwa untuk menghadapi tekanan geopolitik dan persaingan global, sistem perdagangan multilateral yang adil dan inklusif menjadi sangat penting sebagai fondasi kerjasama antar negara.
Dalam keterangannya, ia menekankan bahwa fondasi domestik juga harus diperkuat — dari kebijakan dalam negeri hingga konektivitas regional — agar strategi industrialisasi dapat bersinergi dengan tantangan dunia. Subregional seperti ASEAN disebutnya memiliki potensi sebagai basis produksi yang dapat mendongkrak daya saing kawasan.
Percepatan industrialisasi ini bukan semata soal pertumbuhan kuantitas produksi, tetapi bagaimana ke depan negara berkembang dapat memasuki industri-industri bernilai tambah tinggi dan teknologi maju. Penekanan terhadap sektor seperti semikonduktor, baterai kendaraan listrik, dan farmasi menunjukkan wilayah strategis yang menjadi prioritas transformasi ekonomi global.
Mendorong rantai nilai global agar negara berkembang tidak terjebak sebagai penyedia bahan baku saja, tetapi juga sebagai pengolah dengan produk bernilai tinggi, menjadi bagian inti dari strategi tersebut. Dengan demikian, pekerjaan, inovasi, dan teknologi akan lebih tersebar merata di dalam negeri.
Akselerasi menuju industri hijau juga dinilai kunci agar upaya industrialisasi tidak konfrontatif terhadap target keberlanjutan dan pengurangan emisi. Industri hijau membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan.
Menutup arahannya, Budi menegaskan bahwa di tengah dinamika global, kesiapan dan kebijakan yang tepat adalah faktor penentu agar negara berkembang tidak tertinggal. “Harapan bukanlah strategi, kesiapan adalah jawabannya,” imbuhnya.
