Sangatta – Langkah besar baru saja diambil untuk memperkuat layanan kesehatan masyarakat. Kamis (4/9/2024) menjadi hari bersejarah bagi warga sekitar, ketika Program Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) resmi diluncurkan di Klinik Pratama Rawat Inap PT Swakarsa Sinarsentosa.
Program ini lebih dari sekadar acara seremonial; ia menandai komitmen serius pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui layanan kesehatan yang lebih baik. Dalam acara tersebut, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, mengungkapkan harapannya yang besar terhadap kolaborasi antara sektor pemerintah dan swasta. “Kehadiran Klinik Pratama Rawat Inap ini merupakan kontribusi signifikan dari DSN Group kepada masyarakat. Fasilitas ini tidak hanya melayani karyawan, tetapi juga terbuka untuk masyarakat umum,” jelas Ardiansyah.
Pernyataan Ardiansyah menggambarkan kemitraan yang kuat antara pemerintah dan perusahaan swasta dalam meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Kutai Timur. Dengan dibukanya klinik ini, harapannya semakin banyak warga, baik dari kalangan karyawan maupun masyarakat umum, dapat merasakan manfaat dari layanan kesehatan yang berkualitas, khususnya dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Tidak hanya itu, Ardiansyah juga menekankan bahwa program ini merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang pemerintah dalam menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Instruksi untuk melibatkan berbagai dinas, mulai dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) hingga Dinas Sosial, serta Kementerian Agama, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan pelayanan yang terintegrasi dan menyeluruh. “Bimbingan bagi calon pengantin yang telah berjalan selama tiga tahun ini sangat penting untuk membentuk keluarga yang berkualitas dan kuat,” tambahnya.
Dalam acara tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur, Dr. Sunarto, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan program KBKR yang berhasil melampaui target akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Dengan pencapaian 129 akseptor, melampaui target awal 100, program ini menunjukkan keberhasilan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga yang baik.
Dr. Sunarto juga menekankan pentingnya upaya pencegahan stunting sebagai bagian dari prioritas utama BKKBN. Menjelang tahun 2024, penurunan angka stunting menjadi fokus penting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. Meski angka stunting di Kalimantan Timur menurun dari 23,9 persen menjadi 22,9 persen, prevalensi di Kutai Timur justru meningkat menjadi 29 persen. “Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, sebelum pernikahan, dengan memfokuskan pada pencegahan anemia dan kurang energi kronik (KEK) pada remaja putri,” jelasnya.
Acara peluncuran ini turut dihadiri oleh berbagai pihak, seperti dr. Pirdawati dari BKKBN Pusat dan Kepala DPPKB Achmad Junaidi B. Kehadiran mereka menjadi simbol dari sinergi lintas sektor yang kuat, yang diharapkan akan semakin mendorong keberhasilan program ini.
Melalui Program KBKR, Kabupaten Kutai Timur tidak hanya mengambil langkah maju dalam meningkatkan akses layanan kesehatan, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat seperti stunting dan kesehatan reproduksi. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan menjadi fondasi yang kuat dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan.
Kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat ini menjadi cerminan optimisme bahwa Kutai Timur mampu menjadi contoh keberhasilan integrasi layanan kesehatan yang tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pencegahan melalui perencanaan yang matang.