Jakarta – Jaksa Agung ST Burhanuddin memimpin Kunjungan Kerja Virtual pada Senin siang, mengingatkan Insan Adhyaksa tentang pentingnya menjaga kepercayaan publik melalui konsistensi dalam menegakkan integritas dan dedikasi.Dalam sambutannya, Jaksa Agung menyoroti keberhasilan Kejaksaan dalam mempertahankan kepercayaan publik, yang terpantau sebesar 75,1% menurut survei Lembaga Survei Indonesia.
“Saya ingin memastikan Saudara sekalian agar setiap arahan yang telah saya sampaikan sudah dibaca, laksanakan dan tindaklanjuti secara cermat,” ujar Jaksa Agung.
Namun, ia menekankan bahwa hal tersebut memerlukan konsistensi dan kerja keras dari seluruh jajaran, bukan alasan untuk menjadi lengah.Peristiwa kontroversial di Bondowoso menjadi sorotan, dengan Jaksa Agung menegaskan bahwa integritas harus menjadi kebiasaan, bukan sekedar standar. Ia diperingatkan agar setiap Insan Adhyaksa menghindari tindakan tercela yang dapat merugikan nama baik institusi.
“Jangan sekali-kali bermain dengan perkara ataupun intervensi pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu bagi para pemimpin satuan kerja, para Kajati dan Para Kajari agar segera laksanakan mitigasi pencegahan terjadinya penyalahgunaan kewenangan para anggotanya, terlebih ini merupakan akhir tahun anggaran yang rentan terjadi penyimpangan,” ucap Jaksa Agung.
Dalam upaya menjaga transparansi, Jaksa Agung menyoroti pentingnya meningkatkan pengawasan di satuan kerja. Surat Umum Jaksa Agung Nomor: R-3/A/SUJA/01/2022 ditekankan sebagai langkah konkrit untuk mencegah otoritas.
“Jangan sampai berita kurang baik yang menyangkut nama baik institusi malah ikut diviralkan. Hal tersebut memang menjadi ironi, tetapi jangan sampai hal buruk yang mencoreng nama baik institusi malah menjadi objek penyebarluasan yang dilakukan oleh kita sendiri,” ujar Jaksa Agung.
Jaksa Agung juga memberikan peringatan terhadap penggunaan media sosial, meminta secara bijaksana dalam memanfaatkannya sebagai institusi branding. Ia menegaskan agar seluruh Insan Adhyaksa mematuhi Instruksi Jaksa Agung Nomor 1 Tahun 2021 tentang Publikasi Kinerja.
“Saya mengingatkan sekaligus mengimbau kepada masyarakat agar jangan percaya kepada orang yang bisa mengurus kelulusan CPNS di Kejaksaan. Itu adalah hal yang tidak benar,” ujar Jaksa Agung.
Selain itu, Jaksa Agung menyoroti proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil, tekanan transparansi dan profesionalisme untuk mencegah kondisi. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak percaya pada penipuan terkait mahasiswa CPNS di Kejaksaan.
“Mari kita wujudkan penyelenggaraan proses rekrutmen yang baik sehingga kita mampu memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu melaksanakan tugas secara profesional dan paripurna,” imbuh Jaksa Agung.
Jaksa Agung mengakhiri pengarahannya dengan mengajak seluruh jajaran untuk terus meningkatkan rasa krisis terhadap peristiwa terkini, menjaga keutuhan, dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas. Ia menegaskan bahwa citra Kejaksaan adalah cerminan dari wajah penegakan hukum di Indonesia, yang harus dijaga bersama-sama.
“Sekali lagi, Citra Kejaksaan adalah cerminan dari wajah penegakan hukum di Indonesia. Jangan sampai upaya kita bersama untuk meraih prestasi yang telah kita torehkan selama ini tercoreng karena kelalaian kita sendiri,” pungkas Jaksa Agung.
Kunjungan Kerja Virtual Jaksa Agung dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Kejaksaan, termasuk Ketua Komisi Kejaksaan RI, Wakil Jaksa Agung, Jaksa Agung Muda, dan para pejabat di lingkungan Kejaksaan Agung hingga perwakilan di luar negeri seperti Bangkok, Hong Kong, Riyadh, dan Singapura.