Sangatta – Dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan olahraga tradisional kepada generasi muda, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Timur (Kutim) menggelar sosialisasi olahraga tradisional sumpitan di Ruang Akasia Gedung Serba Guna (GSG) Bukit Pelangi pada 6-7 Agustus 2024. Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari berbagai SMP di Sangatta Utara.
Kepala Dispora Kutim, Basuki Isnawan menyampaikan tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan sumpitan, salah satu olahraga tradisional yang ada di Kutim, kepada pelajar.
“Banyak jenis olahraga tradisional yang harus dikenalkan kepada anak-anak kita,” ungkap Basuki di GSG, Selasa (6/8/2024).
Sumpitan, yang merupakan seni memanah menggunakan alat sumpit tradisional, memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi di Kutim. Selain sumpitan, Kutim juga kaya akan berbagai permainan tradisional seperti belogo, dagongan, enggrang, gasing, panahan tradisional, dan ketapel tradisional. Basuki menegaskan pentingnya mengenalkan olahraga-olahraga ini kepada generasi muda agar mereka tidak hanya mengenal budaya modern tetapi juga menghargai warisan leluhur.
“Kalau olahraga tradisional berada di bawah naungan Kormi (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) dan memiliki even nasionalnya yang disebut Fornas (Festival Olahraga Rekreasi Nasional),” tambah Basuki, mengindikasikan bahwa olahraga tradisional memiliki panggung besar di tingkat nasional, yang bisa menjadi peluang bagi para pemuda di Kutim untuk berprestasi.
Pemkab Kutim, melalui Dispora, memiliki peran besar dalam proses pembinaan, pencarian bibit, dan pengembangan atlet olahraga tradisional.
“Pengembangan olahraga tradisional sudah berakar. Kami akan terus mendukung demi anak-anak kita mencintai olahraga, baik yang modern maupun tradisional,” terangnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memupuk kecintaan generasi muda terhadap olahraga tradisional dan mendorong mereka untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya ini. Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan komunitas, olahraga tradisional diharapkan tidak hanya menjadi sekadar kenangan, tetapi juga menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari anak-anak di Kutim.
Para peserta yang hadir tampak antusias mengikuti sosialisasi ini. Mereka diberi kesempatan untuk mencoba langsung alat sumpit dan mempelajari teknik-teknik dasar penggunaannya. Acara ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai disiplin, kesabaran, dan ketelitian yang terkandung dalam olahraga sumpitan.
Melalui kegiatan seperti ini, Dispora Kutim berharap dapat mencetak atlet-atlet olahraga tradisional yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional, sekaligus membangun generasi muda yang bangga akan budaya dan warisan leluhurnya.