Jakarta- Mundurnya Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan pada 6 Desember 2024 menimbulkan kehebohan.
Keputusan ini diambil setelah munculnya kontroversi terkait pernyataannya yang dianggap mengolo-olok penjual es teh viral di media sosial.
menaggapi hal tersebut, Presiden Prabowo Subianto menghormati keputusan Gus Miftah dan menyebut langkah tersebut sebagai sikap ksatria yang patut diapresiasi.
Meski begitu, spekulasi langsung bermunculan terkait siapa yang akan menggantikan posisi strategis tersebut. Sejumlah nama mulai mencuat sebagai kandidat potensial.
Dari tokoh agama hingga pengamat politik, masing-masing memiliki keunggulan dan tantangan untuk mengisi peran penting tersebut. Siapakan nama0nama yang diisukan bakal menduduki posisi yang dijabat oleh Gus Miftah tersebut?
Rocky Gerung dan Yaqut Cholil Qoumas Jadi Kandidat?
Setelah pengunduran diri Gus Miftah, beberapa nama muncul sebagai kandidat potensial untuk menggantikan posisinya seperti Rocky Gerung.
Sosok filsuf dan pengamat politik yang dikenal dengan pandangan kritisnya. Rocky dianggap memiliki kemampuan untuk memediasi kerukunan antarumat beragama dengan pendekatan yang intelektual dan inklusif.
Selain Rocky, beberapa sosok juga disebut seperti Irfan Hakim, termasuk nama-nama yakni Yaqut Cholil Qoumas. Mantan menteri agama era Jokowi ini juga ramai diperbincangkan sebagai pengganti Miftah karena dianggap memiliki kemampuan untuk merangkul sesama.
Ustaz Adi Hidayat hingga Alissa Wahid
Ustaz Adi Hidayat yang belakangan populer sebagai pendakwah muda sekaligus Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022–2027.
Lalu Ghazi Abdullah Muttaqien sebagai intelektual muda dan hafiz Quran, Dr. Gamal Albinsaid hingga Alissa Wahid sebagai putri Abdurahman Wahid alias Gus Dur juga disebut layak menduduki jabatan sebagai pengganti Miftah.
Mundurnya Gus Miftah tidak lepas dari sisi kontroversial yang memicu perdebatan luas. Sebagai tokoh agama yang dikenal dengan pendekatan ceramah yang santai dan terkadang kontroversial, pernyataannya tentang penjual es teh dianggap melampaui batas oleh sebagian masyarakat.
Reaksi terhadap pernyataan tersebut menunjukkan bagaimana media sosial dapat memperbesar dampak sebuah komentar, terutama ketika berkaitan dengan tokoh publik.
Kritikan datang dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kalangan tokoh agama hingga netizen biasa.
Dengan munculnya nama-nama tersebut, kandidat pengganti harus memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan agama di Indonesia, serta mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan semua pihak.
Selain itu, mereka juga harus siap menghadapi kritik publik yang sering kali tidak terhindarkan. Meski demikian, keputusan terkait siapa nantinya pengganti Gus Miftah tetap ada di tangan presiden Prabowo Subianto untuk menetapkannya.