Bontang – Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris tidak menginginkan jatuhnya korban dalam aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang diprakarsai Aliansi Bontang Melawan (ABM), Kamis (8/10/2020).
Politisi Gerindra ini pun rela menabrak protokol kesehatan (prokes) Covid-19 hanya agar tidak ada korban dalam aksi tersebut. Ia lebih mementingkan keselamatan para demonstran dari sisi benturan dengan Satpol PP dan pihak kepolisian.
Tujuannya hanya satu yaitu agar tidak ada korban yang berjatuhan karena benturan dengan aparat. Hal itu diungkapkan Agus Haris usai melakukan diskusi bersama demonstran di Kantor DPRD Bontang, Kamis (8/10/2020).
“Mengapa saya tiba-tiba membiarkan mereka masuk, saya tidak ingin masyarakat saya bertarung dengan polisi yaitu berbenturan, baku pukul dan takutnya ada yang berdarah. Itu yang sayaq pikirkan tadi, jika kami bersikukuh tidak boleh masuk. Pasti Satpol PP dan polisi akan melawan mereka ketika memaksa masuk,” jelasnya.
Menurutnya, hal tersebut akan menimbulkan pertarungan antara aparat dan ABM. Sementara itu, Agus Haris tidak bisa melihat rakyatnya berhadapan seperti itu dengan aparat.
“Itulah alasan saya memutuskan agar mereka masuk saja. Sebelumnya saya sudah sampaikan dengan kondisi pandemi seperti ini seharusnya hanya perwakilannya saja yang masuk,” urainya.
Namun para demonstran tidak mau menerima itu dengan cara meneriaki. Agus Haris pun paham bahwa DPRD ini adalah rumah mereka yaitu rumah rakyat.
“Saya pun tidak memiliki daya lagi untuk menolak itu, karena mereka memaksa masuk. Jika kemudian ada dampak adanya klaster mahasiswa, ataupun klaster bersama DPRD,” ucapnya.
Lebih jauh, Agus berkata ya ayo, mari tanggung bersama-sama.
“Jangan lagi kita disalahkan kenapa menerima, karena kami tidak ingin ada yang terluka,” tegas politikus Gerindra itu.