Mojokerto – Pondok Pesantren Segoro Agung yang berlokasi di Jalan Syeh Jumadil Kubro, Desa Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto, tidak hanya menjadi pusat pendidikan keagamaan, tetapi juga penggerak ekonomi lokal melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di bawah bimbingan KH. Bimo Agus Sunarno, pendiri sekaligus pembina pondok pesantren ini, UMKM binaan Segoro Agung dengan merek Cooled telah menghasilkan berbagai produk berbahan kulit yang berkualitas tinggi.
Produksi kerajinan kulit ini dipimpin Nurhasan. Ia mengatakan produk unggulan UMKM Cooled meliputi jaket kulit untuk pria dan wanita, sepatu, sandal, hingga tas dengan berbagai model.
“Kisaran harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp159.000 hingga Rp1,5 juta, tergantung jenis dan kualitas produk,” ungkap Nurhasan.
“Keunikan produk-produk ini terletak pada penggunaan bahan kulit asli, terutama kulit domba dan sapi, yang dikenal memiliki daya tahan, fleksibilitas, dan nilai seni yang tinggi,” tambahnya.
Keindahan dan Nilai Seni Kerajinan Kulit
Kerajinan kulit telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Dengan karakteristiknya yang tahan lama dan estetis, kulit selalu menjadi pilihan utama dalam pembuatan barang fungsional maupun dekoratif, seperti tas, dompet, sepatu, dan aksesori lainnya. Produk berbahan kulit dari UMKM Cooled mengusung keunggulan ini dengan sentuhan keterampilan pengrajin lokal yang terlatih.
“Keindahan kulit domba dan sapi asli, jika diolah dengan keterampilan tinggi, menghasilkan produk yang selalu dicari dan dihargai. Melalui usaha ini, kami tidak hanya menciptakan barang berkualitas tinggi, tetapi juga mendukung kelestarian seni kerajinan kulit yang sudah ada sejak lama,” ujar KH. Bimo Agus Sunarno.
Fokus pada Pengembangan Sumber Daya Manusia
Selain menghasilkan produk berkualitas, UMKM Segoro Agung juga memiliki misi sosial. Mereka memberikan pelatihan kepada para pengrajin muda untuk mengasah keterampilan di bidang kerajinan kulit. Dengan metode pelatihan berbasis praktik, para peserta diajarkan mulai dari teknik dasar hingga teknik lanjutan dalam mengolah bahan kulit.
“Kami ingin memastikan bahwa kerajinan kulit tidak hanya berhenti di generasi sekarang. Melalui pelatihan ini, kami memperkenalkan teknik-teknik baru yang lebih baik, sehingga para pengrajin muda dapat menciptakan produk yang memiliki daya saing di pasar lokal maupun internasional,” tambah KH. Bimo.
Melalui pelatihan dan pemberdayaan pengrajin lokal, UMKM ini berhasil membuka lapangan pekerjaan baru, yang berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Para pengrajin yang tergabung dalam usaha ini tidak hanya mendapatkan pendapatan, tetapi juga keahlian yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Mendukung Ekonomi Lokal
UMKM binaan Pondok Pesantren Segoro Agung telah berhasil menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan di Mojokerto. Produk-produk dari Cooled kini tidak hanya dipasarkan secara lokal, tetapi juga mulai merambah pasar nasional. Dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang terjamin, produk-produk ini menarik minat konsumen dari berbagai kalangan.
Salah satu pelanggan setia, Indah, mengungkapkan kepuasannya terhadap produk jaket kulit dari merek Cooled. “Saya membeli jaket kulit wanita di sini, dan kualitasnya sangat bagus. Bahannya nyaman dipakai, dan desainnya juga mengikuti tren. Saya bangga menggunakan produk lokal dengan kualitas seperti ini,” ungkapnya.
Meningkatkan Aksesibilitas Produk
Untuk memperluas jangkauan pasar, Cooled kini juga memanfaatkan platform digital. Penjualan produk tidak lagi terbatas pada toko fisik, tetapi juga melalui media sosial dan e-commerce. Strategi ini tidak hanya memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk, tetapi juga meningkatkan eksposur UMKM ini di tingkat yang lebih luas.
“Dengan adanya platform online, produk kami bisa diakses oleh masyarakat di luar Mojokerto. Kami berharap langkah ini dapat semakin meningkatkan penjualan dan memperkenalkan kualitas produk lokal ke tingkat nasional,” tuturnya.
Komitmen untuk Masa Depan
KH. Bimo Agus Sunarno menegaskan bahwa UMKM binaan Pondok Pesantren Segoro Agung akan terus berinovasi dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi lokal. “Kami percaya, dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan masyarakat, usaha ini akan terus berkembang. Kami berharap dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lain untuk terus maju,” ujarnya penuh semangat.
Segoro Agung tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi yang membawa dampak nyata bagi masyarakat sekitar. Dengan kualitas produk yang dihasilkan, program pelatihan bagi pengrajin, serta komitmen untuk mendukung ekonomi lokal, Segoro Agung menjadi contoh bagaimana pondok pesantren dapat memainkan peran penting dalam pembangunan sosial-ekonomi.