Mojokerto – Pondok Baitu Husodo Mojokerto menggelar sedekah seni pada Sabtu (15/1/2022). Dalam kegiatan tersebut panitia mengambil tajuk “apakah preman layak menjadi dewan”.
Pengasuh Pondok Baitu Husodo Moch. Solih (Gus Solih) mengatakan sedekah seni saat ini merupakan yang ketiga kalinya.
“Kami mengambil tema tersebut, karena Santri di sini mantan preman, dulunya pengguna dan pengedar narkoba, eks-penghuni Lapas, anak punk, anak jalanan, dan mantan PSK, ” ungkap Gus Solih saat diwawancarai gonews.id, Sabtu (15/1/2022).
Pondok Baitu Husodo yang ia dirikan merupakan bengkel mental dan hati para preman. Dirinya berharap mantan preman lebih bisa berprestasi.
“Kami tidak hanya memikirkan ukhrowi tapi kami memikirkan bagaimana teman-teman mantan preman ini dapat berprestasi dalam urusan duniawi, ” ujar Gus Solih.
Dirinya menjelaskan, sedekah seni ini merupakan tempat berekspresi mantan preman. Selain itu sebagai jalan dakwah mereka dengan mengajak teman yang lain untuk bertaubat.
“Kami berharap, kegiatan baik ini dapat menular dan menjadi virus kebaikan untuk teman-teman yang belum bertaubat, ” imbuhnya.
Sementara itu, pengawas yayasan Baitu Husodo Peduli Indonesia, Shochib Adianto, SE M.AP mengatakan sedekah seni yang ketiga mencerminkan keseriusan Baitu Husodo dalam dakwahnya. Dirinya berharap mantan preman bisa menjadi pemimpin yang baik ditengah masyarakat.
“Saya berharap mereka dapat menjadi leader, kalau santri disini ada yang jadi anggota dewan semoga menjadi anggota yang amanah, ” ucapnya.
Dirinya menginginkan mantan preman bisa lebih banyak berkarya dengan kemampuan dan porsinya. Nantinya mereka akan terjun ke tengah-tengah masyarakat.
“Kalaupun dulu mereka di”cap” sebagai benalu dan sampah di masyarakat, kini saatnya mereka membuktikan bahwa mantan preman bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara, ” tuturnya.
Sementara itu, Direktur LBH Brawijaya, Saiful Hudah, SH. MH mengapresiasi kegiatan tersebut. Dirinya berpendapat mantan preman sangat layak menjadi pemimpin.
“Anda sangat layak menjadi lebih baik, jangankan menjadi anggota dewan atau pemimpin daerah, anda juga bisa menjadi presiden, ” kata Hudah dalam sambutannya.
Pihaknya sedang menyiapkan pelatihan paralegal bagi mantan preman. Menurutnya, pembekalan pengetahuan tentang hukum sangat penting apalagi para mantan preman berdakwah di tempat rawan.
“LBH Brawijaya sedang menyiapkan pelatihan para legal. Kami tau teman-teman sangat membutuhkan pengetahuan hukum, ini mempermudah teman-teman melakukan advokasi di lapangan, ” terangnya.