Sangatta – Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Sabaruddin, mengimbau para orang tua di daerah untuk semakin waspada dan meningkatkan pengawasan terhadap perilaku remaja di lingkungan sekitar. Ia mengungkapkan bahwa fenomena kenakalan remaja di Kutai Timur kian merajalela, mulai dari penggunaan minuman keras (miras), narkoba, pergaulan bebas, hingga konsumsi obat-obatan yang disalahgunakan, seperti komik dan lem.
Dalam keterangannya, Sabaruddin menyoroti sejumlah kasus yang ditemui di lapangan, termasuk semakin seringnya ditemukan kemasan obat jenis komix dan bekas lem di area publik seperti polder. Menurutnya, barang-barang tersebut merupakan indikasi bahwa remaja di Kutai Timur cenderung terjerumus ke dalam perilaku yang membahayakan diri sendiri dan lingkungan sosial mereka.
“Seperti di sekitar polder, kita banyak menemukan bungkus komix yang berserakan. Ini menunjukkan bahwa para remaja mengonsumsi obat tersebut dengan cara yang salah. Saya minta orang tua harus lebih waspada terhadap kegiatan anak-anaknya di luar rumah,” ungkap Sabaruddin.
Pengawasan Orang Tua Jadi Kunci Utama
Menurut Sabaruddin, orang tua memegang peran penting dalam mengawasi dan membimbing anak-anak mereka agar terhindar dari berbagai bentuk kenakalan remaja. Ia mengingatkan, pengawasan yang longgar dapat memberi ruang bagi remaja untuk mencoba hal-hal negatif, terutama karena faktor lingkungan dan tekanan sosial.
“Orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku anak mereka. Jangan terlalu longgar dalam memberikan kebebasan. Anak-anak di usia remaja cenderung penasaran dan ingin mencoba hal-hal baru, terutama yang dianggap menantang. Jadi, pengawasan orang tua adalah kunci utama untuk menghindarkan mereka dari pengaruh negatif seperti miras, narkoba, dan pergaulan bebas,” tegasnya.
Fenomena Kenakalan Remaja yang Kian Memprihatinkan
Kenakalan remaja di Kutai Timur bukanlah fenomena baru, namun tingkat penyebarannya saat ini kian memprihatinkan. Sabaruddin menyebutkan bahwa selain minuman keras dan narkoba, penyalahgunaan obat batuk cair jenis komix dan lem aibon menjadi tren di kalangan remaja untuk mendapatkan efek mabuk. Padahal, penggunaan barang-barang tersebut secara sembarangan dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental remaja.
“Komix dan lem itu bukan untuk dikonsumsi dengan cara yang salah. Mereka bisa merusak saraf otak dan menyebabkan ketergantungan. Ini ancaman serius bagi masa depan anak-anak kita, yang seharusnya tumbuh dengan sehat dan punya masa depan yang cerah,” ujar Sabaruddin.
Peran Aktif Sekolah dan Lingkungan
Selain pengawasan dari orang tua, Sabaruddin juga menilai bahwa sekolah dan masyarakat sekitar memiliki tanggung jawab dalam menangani masalah kenakalan remaja. Sekolah sebagai tempat anak-anak menuntut ilmu sebaiknya tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga memperhatikan pendidikan karakter dan bimbingan konseling yang tepat.
“Sekolah memiliki peran besar dalam pembentukan karakter anak-anak kita. Pihak sekolah harus lebih aktif dalam memberikan sosialisasi mengenai bahaya narkoba, miras, dan pergaulan bebas. Selain itu, perlu ada penguatan nilai-nilai positif yang bisa membentengi remaja dari pengaruh negatif,” tambahnya.
Di sisi lain, Sabaruddin juga menekankan pentingnya peran lingkungan dan masyarakat sekitar dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan remaja. Ia berharap tokoh masyarakat, lembaga kemasyarakatan, serta pemuda setempat dapat berkolaborasi untuk mencegah penyebaran perilaku negatif di kalangan anak-anak muda.
Solusi Pencegahan: Meningkatkan Kegiatan Positif Bagi Remaja
Untuk mengatasi masalah kenakalan remaja, Sabaruddin mendorong pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait untuk memperbanyak kegiatan positif yang bisa diikuti oleh para remaja. Dengan terlibat dalam kegiatan yang konstruktif, remaja dapat menyalurkan energi mereka ke hal-hal yang bermanfaat dan terhindar dari aktivitas yang merugikan diri sendiri.
“Kita butuh lebih banyak program yang bisa melibatkan remaja, seperti kegiatan olahraga, seni, keterampilan, dan lain-lain. Dengan begitu, mereka punya tempat untuk menyalurkan energi dan bakat mereka. Ini juga bisa membantu mereka mengembangkan potensi dan membentuk kepribadian yang positif,” ujarnya.
Edukasi dan Kesadaran Akan Bahaya Penyalahgunaan Zat Terlarang
Sabaruddin juga menekankan pentingnya edukasi kepada remaja mengenai bahaya narkoba, miras, dan zat-zat terlarang lainnya. Pemahaman yang benar mengenai dampak buruk dari penyalahgunaan zat-zat tersebut sangat diperlukan agar remaja dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam hidup mereka.
“Remaja perlu tahu apa akibat dari perbuatan mereka jika menyalahgunakan zat-zat terlarang. Edukasi ini harus diberikan sejak dini, baik di sekolah maupun melalui program-program yang melibatkan masyarakat. Orang tua juga perlu memberikan pemahaman yang benar tentang bahaya penyalahgunaan zat-zat tersebut,” lanjutnya.
Harapan Sabaruddin: Kolaborasi Semua Pihak untuk Masa Depan Remaja yang Lebih Baik
Sabaruddin menyadari bahwa masalah kenakalan remaja tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu pendekatan saja. Ia berharap semua pihak—orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah—dapat bersinergi untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan kerja sama yang baik, Sabaruddin yakin generasi muda Kutai Timur bisa tumbuh menjadi generasi yang sehat, berkualitas, dan memiliki masa depan cerah.
“Kita semua harus peduli dengan masa depan anak-anak kita. Hanya dengan kolaborasi dan perhatian yang menyeluruh, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi remaja di Kutai Timur,” tutupnya.
Melalui peran aktif semua pihak, Sabaruddin berharap fenomena kenakalan remaja di Kutai Timur dapat ditekan, dan remaja dapat berkembang menjadi individu yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.