Mojokerto – Pemilih muda memiliki peran penting dalam menjaga integritas demokrasi, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Hal ini diungkapkan oleh Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, dalam program “Bawaslu Goes to School” yang digelar oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Mojokerto. Program ini bertujuan untuk mengedukasi pemilih pemula tentang pentingnya pengawasan pemilu dan bahaya politik uang serta kampanye hitam.
Dalam sambutannya, Moh Ali Kuncoro menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga demokrasi yang bersih dan transparan. “Generasi muda kita memiliki peran besar dalam menentukan masa depan bangsa. Dengan memahami hak-hak mereka dan menolak segala bentuk kecurangan, mereka dapat menjaga demokrasi yang bersih dan transparan. Program ini adalah langkah tepat untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang diperlukan,” ujarnya.
Program “Bawaslu Goes to School” diselenggarakan di berbagai sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Mojokerto. Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan siswa-siswa yang merupakan pemilih pemula kepada pentingnya pengawasan pemilu partisipatif. Selain itu, mereka juga diajak memahami bahaya politik uang dan kampanye hitam yang sering terjadi menjelang pemilu.
Pemilih Pemula Sebagai Agen Perubahan
Moh Ali Kuncoro menegaskan bahwa pemilih pemula memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang mampu menolak politik uang dan mencegah penyebaran hoaks atau kampanye hitam. “Pemilih muda harus peka terhadap upaya-upaya kecurangan yang dapat merusak proses demokrasi, seperti politik uang dan hoaks. Mereka harus menjadi garda terdepan dalam memastikan demokrasi berjalan dengan bersih,” tegasnya.
Menurut Moh Ali, salah satu tantangan besar yang dihadapi dalam setiap proses pemilu adalah praktik politik uang yang merusak integritas demokrasi. Oleh karena itu, pemilih pemula diharapkan dapat berperan aktif dalam menolak politik uang dan menjadi pengawas yang kritis terhadap berbagai bentuk pelanggaran.
Rangkaian Program Edukasi di Sekolah
Sejumlah sekolah di Kota Mojokerto telah menjadi tuan rumah bagi program “Bawaslu Goes to School”. Kegiatan ini dimulai pada Kamis, 10 Oktober 2024, di SMAN 3 Kota Mojokerto yang diikuti oleh 50 peserta. Program ini berlanjut pada Rabu, 16 Oktober 2024, di SMAN 2, dengan jumlah peserta yang meningkat menjadi 100 siswa.
Pada Kamis, 17 Oktober 2024, Bawaslu mengunjungi dua sekolah sekaligus, yakni SMKN 1 dan SMAN 1 Kota Mojokerto. Kedua sekolah tersebut juga diikuti oleh masing-masing 100 siswa, menunjukkan antusiasme pemilih pemula dalam memahami lebih dalam tentang pentingnya peran mereka dalam proses demokrasi. Rangkaian kegiatan ini tidak berhenti di sini. Pada Jumat, 18 Oktober, program akan berlanjut di SMK Taman Siswa dan MAN 1 Kota Mojokerto, dengan target 150 peserta dari kedua sekolah tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, para siswa diajak berdiskusi secara interaktif, diberi pemahaman tentang pengawasan pemilu, serta diajak untuk lebih kritis dalam menilai informasi yang mereka terima. Program ini dirancang untuk membekali para pemilih pemula dengan wawasan yang luas tentang demokrasi serta tantangan-tantangan yang dihadapinya, termasuk politik uang dan kampanye hitam.
Peran Penting Media Sosial dalam Pemilu
Salah satu poin penting yang disampaikan dalam program ini adalah peran media sosial dalam proses pemilu. Ketua Bawaslu Kota Mojokerto, Dian Pratmawati, menyatakan bahwa salah satu tantangan besar dalam pelaksanaan pemilu saat ini adalah penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks melalui media sosial.
“Selain memberikan edukasi tentang pengawasan pemilu, kami juga membekali para siswa dengan pengetahuan untuk mencegah penyebaran hoaks dan kampanye hitam di media sosial. Generasi muda adalah pengguna aktif media sosial, sehingga mereka harus lebih waspada terhadap informasi yang tidak valid,” jelas Dian Pratmawati.
Ia juga menekankan bahwa pemilih muda harus bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terpengaruh oleh kampanye hitam atau informasi yang belum jelas kebenarannya. Edukasi mengenai literasi digital dan pemahaman tentang bagaimana menilai sumber informasi yang akurat menjadi bagian penting dari program ini.
Harapan untuk Pemilu yang Bersih dan Transparan
Dengan adanya program “Bawaslu Goes to School”, Bawaslu Kota Mojokerto berharap dapat mendorong partisipasi aktif pemilih muda dalam menjaga integritas pemilu. Program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak siswa menjelang Pilkada Serentak 2024, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam menciptakan pemilu yang bersih, jujur, dan adil.
Dian Pratmawati menegaskan bahwa kolaborasi dengan sekolah-sekolah merupakan langkah strategis untuk menanamkan kesadaran tentang pentingnya pengawasan pemilu sejak dini. “Kita turun ke sekolah untuk menekan praktik politik uang. Generasi muda, terutama pemilih pemula, harus menjadi agen perubahan yang mampu melawan money politics. Selain itu, karena banyaknya penggunaan media sosial, kita juga memberikan edukasi untuk mencegah penyebaran hoaks dan kampanye hitam,” tegasnya.
Dengan pengetahuan yang memadai dan sikap kritis, diharapkan para pemilih muda di Mojokerto tidak hanya menjadi bagian dari proses pemilu, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu menjaga demokrasi dari berbagai bentuk kecurangan. Ini adalah bagian penting dari upaya membangun masa depan bangsa yang lebih baik melalui pemilu yang demokratis dan berintegritas.
Sebagai penutup, Moh Ali Kuncoro menyampaikan apresiasi atas inisiatif Bawaslu Kota Mojokerto dalam mengedukasi pemilih pemula. “Langkah ini sangat penting untuk mencetak generasi muda yang berdaya dan memiliki pemahaman mendalam tentang demokrasi. Masa depan bangsa ada di tangan mereka, dan kita semua bertanggung jawab untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjaga integritas pemilu,” tutupnya.