Jakarta – Pemerintah secara resmi memutuskan untuk tidak memberangkatkan calon jemaah haji pada 2021 Masehi/1442 Hijriah, melalui pengumuman yang disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas pada Kamis (3/6/2021).
Kebijakan tersebut riuh dibahas di berbagai jejaring media sosial, termasuk di Twitter.
Keputusan pemerintah itu dipertanyakan sejumlah pihak dan dikaitkan dengan narasi penambahan 10.000 kuota haji Malaysia, saat negara tetangga Indonesia tersebut menerapkan pembatasan pergerakan penuh atau lockdown total sejak Selasa (1/6/2021).
Akun @habangbangsel, menjadi salah satu pihak yang ikut mengunggah narasi itu di Twitter.
Berikut kutipan lengkapnya:
“Ngak mungkin!!! Sedangkan Malaysia mendapatkan tambahan 10.000 padahal lagi lock down di negara nya. Ini bukan masalah izin tapi masalah uang haji yg sudah tidak ada.”
Lantas, benarkah Malaysia dapat tambahan 10.000 kuota haji walaupun lockdown?
Ngak mungkin!!! Sedangkan Malaysia mendapatkan tambahan 10.000 padahal lagi lockdown di negara nya. Ini bukan masalah izin tapi masalah uang haji yg sudah tidak ada.
— Raja Prank (@habangbangsel) June 4, 2021
Penjelasan:
Narasi tentang Malaysia dapat tambahan 10.000 kuota haji saat lockdown itu adalah informasi keliru atau hoaks.
Dalam badan berita berjudul “Arab Saudi tambah 10.000 kuota haji Malaysia” yang disiarkan ANTARA pada 10 Maret 2021, dijelaskan bahwa pemberian tambahan kuota haji kepada Malaysia itu diberlakukan hanya saat pandemi sudah usai.
“Kami sudah dapat keputusan baik persetujuan apabila keadaan (COVID-19) pulih sepenuhnya, kuota haji ditambah 10.000 dari jumlah yang ada,” kata Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin pada 10 Maret 2021.
Dari fakta tersebut, jika membandingkan pembatalan haji Indonesia pada 2021 dengan penambahan kuota haji bagi jemaah Malaysia menjadi tidak pas.
Menteri pada Kantor Perdana Menteri Malaysia Urusan Agama Zulkifli Mohamad al-Bakri, dalam berita ANTARA, juga menyatakan negaranya hingga kini belum menerima keputusan pemberangkatan jamaah haji Malaysia ke Tanah Suci dari pemerintah Saudi Arabia.
“Yang pertama menjadi adab kita sebagai sebuah negara termasuk dengan Arab Saudi. Kita akan menunggu jawaban resmi dari mereka yang diantar surat kepada kita. Itu praktik biasa yang dilakukan setiap tahun,” ujar Zulkifli dalam acara bincang-bincang “Takut Allah atau Takut COVID-19” di TV1 Malaysia, Jumat.
“Cuma lawatan saya ke Arab Saudi pada musim haji saya boleh sampaikan kalaupun ada haji pada musim pandemik ini jumlahnya akan dikurangi termasuk untuk negara-negara lain,” katanya.