Bandung – Berbicara masalah sampah sudah tidak asing lagi di setiap lingkungan. Salah satunya di lingkungan pondok pesantren. Sejumlah santri pondok pramuka Nurrahman melakukan kunjungan observasi di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.
Menurut ketua rombongan Muhammad Yusuf, pengentasan masalah sampah hanya dilakukan dengan pengumpulan, pengangkutan, dan pembakaran. Akibatnya muncullah polusi udara dan penyumbatan saluran air.
“Masalah tersebut dapat diatasi dengan tindakan yang lebih baik, yakni daur ulang (sampah anorganik) dan pembuatan kompos/ MOL (sampah organik), ” ungkap Yusuf saat dihubungi Gonews.id, Rabu (22/12/2021).
Lebih lanjut menurutnya, MOL (Mikro Organisme Local) dapat dimanfaatkan starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu, karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.
“Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga terutama pondok pesantren,” ujarnya.
Karbohidrat sebagi sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari sisa kulit buah, sisa sayur, atau sisa nasi (food wize).
“Bahan-bahan tersebut terdapat banyak kami temukan di pondok. Ilmu ini sangat bermanfaat untuk kami aplikasikan,” bebernya.
Sementara itu, sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Deddy Dharmawan merasa senang dengan kedatangan Santri Pramuka Nurrahman. Menurutnya ini bagian dari pembelajaran yang harus diterapkan di pondok.
“Bagus, kami sangat senang. Mereka belajar dengan baik dan antusias sekali,” katanya saat dihubungi Gonews.id melalui aplikasi Whatsapp, Rabu (22/12/2021).
Menurut Deddy sapaan akrabnya, sebelumnya sudah ada santri darut tauhid (DT) Bandung belajar mengelola Sampah organik.