Bontang – Kejadian pohon tumbang di pinggir jalan yang membahayakan masyarakat saat melintas menjadi perhatian para wakil rakyat di Kota Bontang. Sebab rebahnya pohon besar ini akan membuat pengguna jalan ataupun masyarakat yang melintas merasa terganggu dan tidak nyaman.
Belum lagi, jika terdapat korban jiwa ketika pohon tersebut tumbang. Pastinya tidak ada yang menginginkan peristiwa ini terjadi.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang Abdul Malik pun angkat bicara saat melakukan Rapat Kerja (Raker) bersama Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan).
Menurutnya, kejadian pohon tumbang ini berpengaruh pada ekosistem alam. Seharusnya, Bontang sebagai Green City bisa menumbuhkan banyak pohon supaya Kota Taman ini bisa semakin hijau dan mampu menahan angin. Dengan adanya pohon tumbang, ini sangat berkaitan dengan ekosistem. Pohon tumbang sangat berpengaruh dengan ekosistem alam.
“Mengapa pohon tumbang, otomatis karena adanya angin. Lalu kenapa ada angin deras? berarti kurang pohon yang menahan,” ungkapnya di Kantor DPRD Kota Bontang, Selasa (29/9/2020).
Politikus PKS ini beranggapan bahwa dengan kejadian tersebut, maka seharusnya Bontang tidak boleh sampai kekurangan pohon.
“Kalau pohon-pohon ditebang lagi dimana ekosistem kita. Komisi III rapat dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan satu protes kita terhadap Yayasan Pupuk Kaltim (YPK) saat itu. Kita pantau apakah sudah menangani pohon-pohon yang berkaitan dengan ekosistem untuk peredam suara,” katanya pada media ini.
Lalu, ia juga mengatakan bahwa sebenarnya apabila pohon tumbuh tinggi itu bermanfaat sebagai penangkis debu dan sebagainya.
Oleh karena itu, ia berkesimpulan terkait kasus pohon tumbang ini berarti kurang pohon. Dalam hal penghijauan lingkungan, seharusnya ada sekian pohon di Kota Bontang.
“Dengan adanya angin dan pohon tumbang berarti kurang pohon. Saya memahami kalau Bontang ini kurang pohon,” tegasnya. (Editor: Irfan)