Jakarta – Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menegaskan pentingnya memperkuat kolaborasi lintas pihak untuk memajukan industri event atau MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) di Indonesia sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing global. Pernyataan ini disampaikan dalam penutupan Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) 2025 di Nusantara International Convention and Exhibition (NICE), PIK 2, Banten, Sabtu (11/10).
Menurut Ni Luh, semangat kolaborasi yang telah terlihat selama penyelenggaraan forum tersebut harus dijadikan fondasi bagi pengembangan ekosistem event yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing global. Ia berharap bahwa semua pihak—pemerintah, pelaku industri, dan komunitas—dapat terus menjalin sinergi.
“Saya meyakini bahwa dengan semangat kolaborasi yang telah kita tunjukkan selama kegiatan ini, kita dapat terus membangun ekosistem event yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing global,” ujar Ni Luh.
Dalam forum SEABEF 2025 sendiri, Ni Luh menyoroti bahwa keberhasilan masa depan industri event bukanlah soal seberapa ketat persaingannya, melainkan seberapa efektif kolaborasi tiap pihak dalam menciptakan ekosistem yang saling mendukung.
Asisten Deputi Bidang MICE Kementerian Pariwisata, Titus Haridjati, mengungkapkan bahwa SEABEF 2025 menghasilkan lima poin penting kesepakatan antar peserta. Pertama, komitmen kuat terhadap isu keberlanjutan dalam penyelenggaraan event. Kedua, adanya peluang kolaborasi besar dalam investasi untuk infrastruktur event, teknologi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Poin tambahan kesepakatan meliputi pembentukan jaringan kolaborasi industri event Asia Tenggara, adopsi teknologi baru seperti AI dan analitik data untuk meningkatkan efisiensi event, serta peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui program sertifikasi dan pelatihan agar capai standar global.
SEABEF 2025 sendiri diikuti lebih dari 250 peserta dari negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Pasifik, yang berasal dari lembaga pemerintah, asosiasi industri, akademisi, dan sektor swasta. Forum tersebut berlangsung selama dua hari, 10–11 Oktober 2025.
Dengan fondasi kolaborasi yang diperkuat, Ni Luh berharap bahwa industri event nasional bisa tumbuh secara berkelanjutan, meningkatkan kapasitas lokal, dan menarik perhatian internasional sebagai salah satu pusat industri event bisnis di Asia Tenggara.
