Bontang – Kasus stunting atau kerdil di Kota Bontang menurun dari 34 persen menjadi 19 persen selama pandemi Covid-19.
“Tahun ini kita mengalami penurunan kasus stunting 15 persen dari sebelumnya (2020) kasusnya mencapai 34 persen menjadi 19 persen berdasarkan data per-akhir Juli 2021,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang Bahauddin saat ditemui awak media di Auditorium 3 Dimensi, Senin (23/8/2021).
Menurutnya kasus stunting Bontang saat ini disebabkan oleh pola asuh orang tua yang cukup, serta terjaminnya kecukupan gizi bagi anak.
“Ini karena pola asuh serta pemenuhan gizi anak oleh orang tua selama ini memang cukup baik, padahal kita sedang berada di tengah badai pandemi Covid-19 yang cukup panjang sehingga melemahkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Namun ia menyayangkan beberapa wilayah yang masih memiliki kasus stunting cukup tinggi di Kota Taman.
“Ya, dari keseluruhan masih ada saja daerah dengan kasusnya masih tergolong tinggi seperti Loktuan sebanyak 198 kasus. Padahal kita melalui Puskesmas serta Posyandu menerapkan program Scaling Up Nutrition (SUN),” tuturnya.
Program SUN merupakan salah satu upaya mengampanyekan permasalahan nutrisi, serta memperbaiki gizi secara berkelanjutan.
“Saya berharap masyarakat Loktuan dapat mengikuti anjuran yang diberikan dalam program SUN untuk menghindari lambat tumbuh kembang anak,” tuturnya.
Dirinya juga menambahkan, bukan hanya tumbuh kembang, stunting juga akan mempengaruhi kemampuan otak anak yang kemudian akan mempengaruhi kemampuan mental serta prestasi anak.