Mojokerto – Dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak, Sekolah Luar Biasa (SLB) ACD Pertiwi di Kota Mojokerto mengadakan sosialisasi pencegahan perundungan (bullying). Hal ini sebagai bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2024. Acara ini melibatkan tim pendampingan kekerasan anak yang merupakan kolaborasi antara Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Mojokerto, serta Psikolog dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kota Mojokerto, Ellyne Rizky, S.Psi., Psikolog.
Dewi Ratna Wati Gaguk Tri Prasetyo, Ketua Yayasan Pendidikan DWP Kota Mojokerto, menegaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa, guru, dan orang tua mengenai bahaya perundungan serta cara pencegahannya.
“Perundungan bisa berdampak negatif terhadap perkembangan psikologis anak. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk mencegah dan menanganinya dengan serius. Guru dan orang tua harus lebih menyadari hal ini,” ujar Dewi Ratna, Rabu (17/7/2024).
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif semua pihak dalam menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak di Kota Mojokerto.
Penjabat Wali Kota Mojokerto, M. Ali Kuncoro menyampaikan hal yang sama. Sejak awal dimulainya MPLS 2024, ia mengajak seluruh pihak, terutama satuan pendidikan dan orang tua, untuk mengawal MPLS Ramah Anak dan Anti Kekerasan serta Perundungan.
“Mari bersama-sama sukseskan MPLS berdasarkan panduan yang telah disusun oleh Kemendikbud Ristek dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaan MPLS 2024 ditekankan pada kegiatan yang menyenangkan melalui aktivitas kreatif pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan sekolah,” kata Ali Kuncoro, Senin(15/7/2024) lalu.
Ia menegaskan bahwa MPLS ramah anak dan anti kekerasan serta perundungan ini dapat diwujudkan dengan menjunjung tinggi prinsip perlindungan anak. Hal ini sesuai dengan Konvensi Hak Anak yang meliputi prinsip non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat anak.
“Dengan menciptakan lingkungan yang menyenangkan, aman, dan nyaman, diharapkan dapat menjadi pengalaman baru yang meningkatkan semangat dan motivasi anak-anak dalam kegiatan belajar di sekolah. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada keberhasilan proses belajar-mengajar,” tambahnya.
Sekolah, sebagai institusi pendidikan, memiliki peran penting dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkarakter. Ini menjadi penentu dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa proses kegiatan belajar dan mengajar berjalan dengan baik dan lancar. (ADV-Kom)