Jombang – Kabar duka menyelimuti warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyin). Salah seorang mursyid dan juga kiai rujukan di Kabupaten Jombang, KH Mohammad Djamaluddin Ahmad (mbah Jamal) hari ini, Kamis (24/02/2022) pagi wafat.
Informasi wafatnya mbah Jamal tersebar di group WA pengurus GP Ansor Diwek Kabupaten Jombang.
Anggota DPRD Kabupaten Fraksi PKB, Kartiyono merasa sangat kehilangan. Menurutnya, mbah Jamal merupakan sosok panutan Nahdiyin.
“Dalam tutur penyampaian ceramahnya selalu menyejukkan, beliau adalah sosok kharismatik, ” ungkap Kartiyono kepada Gonews.id, Kamis (24/2/2022).
Menurut Kartiyono, mbah Jamal banyak memberikan pemahaman arti hidup yang sebenarnya. “Beliau banyak mengajarkan banyak hal kepada kita, bagaimana kita menjadi warga Nahdiyin. Bagaimana menjalin hubungan dengan sesama makhluk, dan tentunya dengan Sang Kholik, ” kenangnya.
Menurutnya, penyampaian ceramah dan ucapan mbah Jamal benar-benar merasuk kedalam sanubari. Setiap tutur katanya selalu menyejukkan.
“Kami adalah saksi beliau adalah orang baik. Insya Allah sorga menanti beliau. Kita semua berharap dapat terus mengamalkan ajaran-ajaran beliau, ” bebernya.
Dalam catatan sejumlah sumber, nama lengkap almarhum adalah KH Mohammad Jamaluddin bin Ahmad bin Hasan Mustajab bin Hasan Musthofa bin Hasan Mu’ali. Dilahirkan di Dusun Kedungcangkring, Desa Gondanglegi, Prambon, Nganjuk, Jawa Timur 31 Desember 1943.
Ayahnya bernama Achmad bin Hasan Mustajab dan ibunya bernama Hj Mahmudah / Djumini (nama sebelum haji) binti Abdurrahman bin Irsyad bin Rifa’i. Kiai jamal merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, yaitu Imam Ghozali yang meninggal pada umur 6 tahun, Jawahir, Moh. Djamaluddin, serta Zainal Abidin.
Almarhum adalah Pengasuh Bumi Damai Al-Huhibbin, Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang. Dikenal sebagai pengampu kitab Hikam dan memiliki jamaah yang demikian banyak. Pengajiannya selalu dibanjiri jamaah, bahkan mereka dari berbagai daerah.