Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim dari Daerah Pemilihan (Dapil) 6 meliputi Bontang, Kutai Timur (Kutim), dan Berau, Dr. Agusriansyah Ridwan menegaskan komitmennya terhadap dua isu strategis dalam pembangunan sumber daya manusia: pendidikan dan kesehatan.
Dr. Agusriansyah menyatakan bahwa selain pendidikan sebagai sarana mewujudkan kualitas sumber daya manusia unggul, kesehatan menjadi prioritas utama lainnya. Ia menekankan pentingnya perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam bidang kesehatan untuk mewujudkan generasi sehat 2045, sejalan dengan cita-cita Indonesia sebagai pusat pemerintahan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).
Urgensi Kesehatan dalam Mewujudkan Generasi Emas 2045
“Urusan kesehatan tidak bisa dipandang sebelah mata. Ini adalah fondasi penting dalam mewujudkan Generasi Emas 2045. Semua perencanaan, baik Rencana Kerja (Renja) maupun Rencana Strategis (Renstra), harus disusun untuk menciptakan masyarakat yang sehat, dengan angka harapan hidup yang terus meningkat,” ujar Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kaltim tersebut, Kamis (9/1/2025).
Berdasarkan hasil rapat kerja dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, ada sejumlah persoalan mendesak yang harus menjadi prioritas pemerintah daerah. Di antaranya adalah:
- Kekurangan Tenaga Medis Kekurangan dokter, termasuk dokter spesialis, menjadi masalah serius yang memengaruhi kualitas pelayanan kesehatan di Kaltim. Hal ini juga berdampak pada akreditasi rumah sakit di daerah tersebut. “Pemerataan tenaga dokter sangat penting, terutama di daerah terpencil yang sulit diakses,” tegas Agusriansyah.
- Minimnya Sarana dan Prasarana Kesehatan Banyak puskesmas di Kaltim yang belum representatif dan kekurangan alat kesehatan (alkes) serta fasilitas medis. Agusriansyah menekankan bahwa peningkatan infrastruktur kesehatan ini menjadi prioritas utama untuk memastikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat.
- Kesejahteraan Tenaga Kesehatan Agusriansyah juga menyoroti pentingnya meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan, termasuk dokter, bidan, dan perawat. Ia mengatakan, “Jasa pelayanan (jaspel) harus ditingkatkan. Jangan sampai tenaga kesehatan di daerah merasa diabaikan, terutama mereka yang bertugas di wilayah dengan akses pembangunan yang masih terbatas.”
Anggaran Kesehatan yang Minim
Dr. Agusriansyah menyayangkan alokasi anggaran untuk sektor kesehatan di Kaltim yang dinilainya masih sangat minim. Padahal, kesehatan merupakan pilar utama dalam menciptakan generasi berkualitas. “Anggaran kesehatan harus diperbesar agar kita bisa menghadirkan pelayanan yang maksimal dan memenuhi semua aspek kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif,” tambahnya.
Ia juga menegaskan pentingnya memastikan bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit berjalan tanpa hambatan. “Jangan sampai masyarakat harus antre panjang untuk mendapatkan layanan medis. Semua harus dipastikan berjalan efisien dan merata,” ujarnya.
Indonesia Sehat 2045: Pilar Transformasi Kesehatan
Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Sehat 2045, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mencanangkan enam pilar transformasi kesehatan yang menjadi pedoman nasional, yaitu:
- Transformasi layanan primer
- Transformasi layanan rujukan
- Ketahanan kesehatan
- Pembiayaan kesehatan
- SDM kesehatan
- Teknologi kesehatan
Agusriansyah mengatakan bahwa penerapan keenam pilar ini harus diintegrasikan dengan kebijakan kesehatan daerah. Selain itu, ia juga menekankan beberapa langkah penting yang harus dilakukan untuk mendukung tujuan Indonesia Emas 2045, antara lain:
- Meningkatkan Pendapatan Nasional Bruto (PNB): Pertumbuhan ekonomi yang baik akan berdampak langsung pada peningkatan layanan kesehatan.
- Menurunkan Tingkat Kemiskinan: Masyarakat yang sejahtera memiliki akses lebih baik terhadap layanan kesehatan berkualitas.
- Membangun SDM Berkualitas: Kesehatan adalah elemen utama dalam menciptakan generasi yang tangguh.
- Menurunkan Angka Stunting: Pemprov Kaltim harus bekerja keras untuk mengatasi masalah gizi buruk yang masih menjadi tantangan besar di wilayah tersebut.
- Pemerataan Tenaga Dokter: Kehadiran dokter di seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil, menjadi faktor kunci dalam pemerataan pelayanan kesehatan.
Rekomendasi untuk Pelayanan Kesehatan Optimal
Dalam pandangan Agusriansyah, perencanaan pelayanan kesehatan harus mencakup empat aspek utama, yaitu:
- Promotif: Edukasi kesehatan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit.
- Preventif: Langkah-langkah pencegahan penyakit melalui program imunisasi, cek kesehatan rutin, dan lainnya.
- Kuratif: Penyediaan layanan pengobatan yang memadai.
- Rehabilitatif: Pemulihan kesehatan untuk pasien pasca-pengobatan.
Ia juga mendorong agar Pemprov Kaltim terus berinovasi dalam memanfaatkan teknologi kesehatan untuk mendukung pelayanan medis. Misalnya, dengan memperluas layanan telemedicine di daerah terpencil, sehingga masyarakat tetap dapat berkonsultasi dengan dokter tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
Komitmen Mewujudkan Kesehatan Merata
Dr. Agusriansyah Ridwan mengakhiri pernyataannya dengan harapan besar agar kesehatan menjadi perhatian serius bagi semua pemangku kepentingan di Kaltim. “Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045, kita harus mulai dari sekarang. Pendidikan dan kesehatan adalah investasi terbesar kita untuk masa depan,” ujarnya.
Dengan dorongan dari para legislator seperti Dr. Agusriansyah, diharapkan Kalimantan Timur dapat menjadi contoh dalam menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas, tidak hanya untuk masyarakat lokal tetapi juga sebagai bagian dari visi besar Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.