Keumalahayati atau lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati baru saja dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional. Namanya menjadi satu dari segelintir prajurit wanita yang diakui jasa-jasanya kepada negara.
Sebagai seorang pejuang yang berusaha mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajah, Malahayati menorehkan sederet kemenangan. Nama pelaut muslim ini pun dikenal dunia sebagai sosok yang mengagumkan.
Berikut fakta tentangnya.
Keumalahayati laksamana wanita pertama pelayaran modern
Jika nama Artemisia I dari Caria tidak dihitung, maka Malahayati adalah laksamana wanita pertama yang diketahui dunia modern.
Malahayati yang merupakan cicit Sultan Salahuddin Syah memasuki akademi militer kerajaan, Ma’had Baitul Makdis begitu menamatkan pendidikan sebagai santriwati. Di sini Malahayati tampil sebagai pelajar yang berprestasi. Karena itulah dia berhasil menjadi komandan protokol istana.
Setelah sang suami gugur di pertempuran Selat Malaka melawan Portugis, Malahayati membentuk armada sendiri untuk menggantikan mendiang suaminya bertempur.
Pasukannya para janda, tetapi tangguh di lautan
Malahayati adalah panglima dari Inong Balee, armada pelayaran beranggota para janda pejuang Aceh yang gugur di pertempuran Selat Malaka. Meskipun prajuritnya para janda, armada pimpinan Malahayati sangat tangkas di bidang militer. Mereka menyusun sistem pertahanan yang kuat di daratan maupun lautan. Mereka memiliki benteng di Teluk Lamreh Kraung Raya dan 100 kapal.
Ketangguhan Malahayati dan pasukannya membuat armada Portugis bisa dipukul mundur di abad 16. Mereka juga berhasil menggugurkan utusan Belanda, Cornelis de Houtman pada tanggal 11 September 1599.
Dipilih sang raja, disegani kaum pria
Walaupun seorang wanita yang hidup di zaman kuno di mana para lelaki mendominasi, Malahayati mampu mendapatkan penghormatan yang layak dari para pria. Dia bahkan ditunjuk secara langsung oleh Sultan Alauddin Mansur Syah untuk menjadi laksamana pertamanya. Saat itu Aceh sedang ketat-ketatnya menjaga perairan Selat Malaka agar tak bernasib sama seperti tetangganya yang jatuh ke tangan Portugis. Konon para jenderal dan pasukan pun menaruh hormat kepada perempuan ini.
Keumalahayati membuat Belanda minta maaf
Setelah Portugis, Aceh harus menghadapi upaya invasi dari Belanda. Setelah armada pimpinan Cornelis de Houtman berhasil dikalahkan oleh Malahayati, giliran pasukan Paulus van Caerden yang mencoba menerobos perairan Aceh pada tahun 1600. Mereka menjarah dan menenggalamkan kapal bermuatan rempah, membuat raja Aceh naik pitam.
Tantangan ini dijawab Malahayati dengan memerintahkan penangkapan Laksamana Belanda, Jacob van Neck pada tahun 1601. Perlawanan sengit dari armada Malahayati dan ancaman Spanyol membuat Belanda menyerah. Penguasa negeri kincir, Maurits van Oranje mengirim utusan diplomatik beserta surat permintaan maaf kepada Kerajaan Aceh. Kedua utusan tersebut ditemui oleh Malahayati sendiri dan berbuah kesepakatan gencatan senjata. Belanda setuju membayar 50 ribu gulden sebagai kompensasi atas tindakan Paulus van Caerden, sementara Malahayati membebaskan sejumlah tahanan Belanda yang ditawan pasukannya.
Membuat Inggris gentar bahkan sebelum maju bertempur
Reputasi Malahayati yang tak kenal ampun membuat Inggris yang hendak melalui Kerajaan Aceh jadi ciut. Daripada mengirim pasukan dan kalah telak, akhirnya mereka memilih memasuki Aceh dengan jalan damai.
Ratu Elizabeth, penguasa Inggris kala itu memilih untuk mengutus James Lancaster disertai surat permintaan izin kepada Sultan Aceh untuk membuka jalur pelayaran menuju Jawa. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1602.
Gugur sebagai prajurit
Malahayati meneruskan perjuangannya untuk melindungi perairan Aceh hingga akhir hayat. Dia gugur dalam pertempuran melawan armada Portugis yang kali ini dipimpin oleh Alfonso de Castro. Jasadnya dimakamkan di Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Malahayati disebut masih memimpin pasukan Aceh menghadapi armada Portugis di bawah yang menyerbu Kreung Raya Aceh pada Juni 1606. Sejumlah sumber sejarah menyebut Malahayati gugur dalam pertempuran melawan Portugis itu. Dia kemudian dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh.
Namanya terdengar hingga ke China dan tanah barat
Kehebatan Malahayati di lautan membuat namanya dikenal di negara-negara lain. Selain Belanda, Portugis, dan Inggris yang ketakutan dibuatnya, nama Malahayati juga terdengar sampai ke negeri Tiongkok. Sejumlah sejarawan menjajarkan namanya dengan Katerina Agung dari Rusia.
Di era modern dan globalisasi ini peranan perempuan sangatlah penting. Dibutuhkan perempuan” hebat dan tangguh untuk dapat mendukung perkembangan zaman. Integritas dan intelegensi perempuan Indonesia sangatlah penting.
Partai Gelombang Indonesia (Ppartai GELORA Indonesia) terus menggali potensi dari aktivis perempuan agar dapat berkembang dan mendukung seluruh program partai yang mempunyai cita-cita luhur mengantarkan Indonesia menjadi kekuatan 5 besar dunia.
Menjadi perempuan yang kuat dalam menghadapi gelombang modernisasi serta globlaisai adalah suatu keharusa tanpa meninggalkan dan menanggalkan perannya dalam keluarga. Sesuai dengan kaidah-kaidah ketimuran yang menempatkan peranan penting seorang perempuan.