Bontang – Anggota DPRD Kota Bontang, Saeful Rizal, memberikan pandangannya mengenai peran penting santri dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Hal ini ia sampaikan saat peringatan Hari Santri Nasional 2024, Selasa (22/10/2024). Politisi PKS ini menekankan bahwa santri harus mampu berkontribusi kepada kebaikan bangsa dan umat, sesuai dengan maqom atau tahapan yang mereka tempuh dalam proses belajar dan pengembangan diri. Menurutnya, santri harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan ilmu dan keterampilan untuk menghadapi tantangan zaman, termasuk kemajuan teknologi yang semakin pesat.
Kontribusi Santri untuk Kebaikan Bangsa dan Umat
Saeful Rizal mengungkapkan bahwa peran santri tidak hanya terbatas pada belajar ilmu agama, tetapi juga harus mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa dan umat. Ia menekankan pentingnya santri memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas diri, sehingga bisa menjadi bagian dari solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
“Sebagai santri, tugas kita adalah belajar sebaik-baiknya. Kalau tidak bisa menambah kebaikan bagi bangsa dan umat, paling tidak jangan menambah keburukan. Lebih baik lagi jika santri bisa membina diri, mengembangkan prestasi, dan terus menambah ilmu, sehingga mampu berkontribusi dalam menghadapi tantangan zaman,” ujar Saeful.
Menurutnya, santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Dengan bekal ilmu agama dan keterampilan yang diperoleh selama di pesantren, santri diharapkan bisa mengambil peran penting dalam pembangunan bangsa, baik dari aspek moral, sosial, maupun intelektual. Saeful juga menekankan bahwa kontribusi santri harus disesuaikan dengan maqom atau tahap perkembangan masing-masing, baik itu dalam konteks akademik, spiritual, maupun keterampilan praktis.
Tantangan Era Globalisasi dan Teknologi
Saeful Rizal juga mengingatkan bahwa santri saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks dibandingkan masa-masa sebelumnya. Era globalisasi dan kemajuan teknologi, seperti robotisasi, kecerdasan buatan (AI), dan otomatisasi, membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Saeful mengajak para santri untuk menyadari bahwa perubahan ini akan berdampak pada lapangan kerja, interaksi sosial, hingga cara manusia menjalani kehidupan sehari-hari.
“Di masa depan, kita akan melihat banyak kecanggihan teknologi seperti robotisasi, AI, dan otomatisasi pabrik yang mengurangi kebutuhan akan tenaga manusia. Ini adalah tantangan besar yang harus dihadapi oleh santri. Kita harus punya kekuatan intelektual untuk bisa beradaptasi dengan perubahan ini,” jelasnya.
Menurutnya, santri tidak bisa hanya bersantai dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak produktif, seperti bermain game online, tanpa usaha untuk meningkatkan diri. Tantangan globalisasi dan teknologi modern menuntut setiap individu, termasuk santri, untuk terus memperbaiki diri dan membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
Kekuatan Intelektual dan Moral Santri di Tengah Teknologi Modern
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, Saeful Rizal menekankan pentingnya santri memiliki kekuatan intelektual yang memadai. Menurutnya, santri harus memanfaatkan waktu di pesantren untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum yang dapat membantu mereka bersaing di era teknologi modern.
“Santri tidak boleh hanya terfokus pada satu bidang ilmu saja. Di era globalisasi ini, kita harus menguasai banyak bidang ilmu, termasuk teknologi, agar tidak tertinggal. Santri perlu mempelajari teknologi terbaru, memahami cara kerja kecerdasan buatan, serta mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan,” katanya.
Namun demikian, Saeful juga mengingatkan bahwa kekuatan intelektual santri harus tetap didasarkan pada nilai-nilai moral yang kuat. Teknologi modern dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat jika digunakan dengan bijak, namun bisa menjadi masalah jika tidak diimbangi dengan prinsip-prinsip moral yang benar. Oleh karena itu, santri juga harus terus menjaga dan mengembangkan kekuatan spiritualnya agar tetap teguh dalam menghadapi godaan dan tantangan zaman.
Santri sebagai Agen Perubahan di Era Disrupsi
Di era yang disebut sebagai era disrupsi ini, di mana perubahan terjadi dengan cepat dan seringkali tak terduga, Saeful Rizal menilai bahwa santri harus mampu menjadi agen perubahan yang positif. Santri yang memiliki bekal ilmu agama, kecerdasan intelektual, dan moralitas yang kuat, dapat menjadi pemandu dalam menghadapi disrupsi ini.
“Santri harus bisa menjadi agen perubahan, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk masyarakat luas. Dengan bekal yang diperoleh di pesantren, santri diharapkan bisa menghadapi tantangan disrupsi ini dengan optimisme dan inovasi. Mereka harus siap memimpin perubahan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun teknologi,” ujar Saeful.
Ia juga menambahkan bahwa tantangan terbesar di era disrupsi ini adalah bagaimana manusia dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat, tanpa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan. Menurutnya, santri memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keluhuran moral, sehingga perubahan yang terjadi dapat berdampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Menghadapi Tantangan dengan Mental Tangguh
Saeful Rizal juga mengingatkan bahwa untuk menghadapi tantangan zaman, santri perlu memiliki mental yang tangguh. Kemajuan teknologi dan globalisasi akan membawa berbagai tantangan yang tidak mudah dihadapi, mulai dari persaingan kerja yang semakin ketat hingga perubahan cara hidup yang lebih cepat. Oleh karena itu, santri harus siap menghadapi semua itu dengan semangat juang yang tinggi dan mental yang kokoh.
“Santri harus menempa diri agar memiliki mental yang tangguh. Jangan mudah menyerah atau terlena dengan kenyamanan sesaat. Tantangan di era ini akan semakin berat, tetapi jika santri memiliki mental yang kuat dan semangat juang yang tinggi, semua tantangan itu bisa diatasi,” tegas Saeful.
Harapan di Hari Santri Nasional 2024
Menutup pernyataannya, Saeful Rizal menyampaikan harapannya agar Hari Santri Nasional 2024 menjadi momen refleksi bagi seluruh santri di Indonesia. Ia berharap agar santri dapat lebih menyadari peran dan tanggung jawabnya dalam membangun bangsa, serta lebih serius dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di era globalisasi dan teknologi modern.
“Harapan saya, Hari Santri Nasional 2024 ini menjadi momentum bagi para santri untuk lebih mempersiapkan diri. Tantangan di masa depan akan semakin kompleks, dan santri harus siap menghadapi itu dengan bekal ilmu, keterampilan, dan mental yang tangguh. Santri adalah masa depan bangsa, dan masa depan yang lebih baik bisa kita capai jika santri mampu berperan aktif dalam perubahan yang positif,” pungkas Saeful.
Kesimpulan: Peran Santri dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi
Pernyataan Saeful Rizal menjelang Hari Santri Nasional 2024 memberikan pesan penting bahwa santri memiliki peran besar dalam menghadapi tantangan era globalisasi. Dengan kemajuan teknologi seperti robotisasi dan kecerdasan buatan, santri dituntut untuk memiliki kekuatan intelektual dan moral yang seimbang. Di era disrupsi ini, santri harus menjadi agen perubahan yang positif, serta terus menempa diri agar siap menghadapi tantangan yang ada dengan mental yang tangguh. Hari Santri Nasional 2024 diharapkan menjadi momen bagi santri untuk merenungkan tanggung jawab mereka dalam membangun bangsa dan umat di masa depan.