Kutim – Kepala Bidang Layanan Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kutim Muhammad Syarif mengungkapkan pihaknya meluncurkan program untuk mengatasi musibah kebencanaan. Program inovatif tersebut bernama Dukcapil Tanggap Bencana (Duktagana).
Menurut Syarif sapaan akrabnya, Duktagana merupakan langkah konkret pemerintah daerah untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada warganya yang mengalami musibah.
“Korban kebencanaan seperti bencana alam, kebakaran, longsor, banjir dan musibah lainya kadang kehilangan dokumen administrasi kependudukannya. Program ini bertujuan memberikan bantuan cepat kepada masyarakat yang terdampak,” ujarnya, Senin (20/11/2023).
“Kami ingin memberikan solusi yang cepat dan efisien bagi masyarakat yang kehilangan dokumen penting akibat bencana alam. Melalui Duktagana, kami mempermudah proses pengajuan dokumen kependudukan,” ungkap Syarif.
Salah satu keunggulan utama dari program ini adalah kemudahan pengajuan secara online dengan menggunakan surat keterangan dari desa yang menyatakan adanya musibah.
“Cukup dengan surat keterangan dari desa, bahwa benar adanya telah terjadi musibah, dan kita lakukan pencetakan kembali dokumennya,” jelas Syarif.
Untuk dokumen selain Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el), seperti Kartu Keluarga (KK) dan akta kelahiran, masyarakat dapat mengajukan permohonan secara daring dengan menyertakan surat keterangan dari desa.
“Jika di luar e-KTP seperti KK dan akta hilang, bisa diajukan secara online juga dengan menggunakan surat keterangan dari desa. Nanti kita akan terbitkan dokumen kependudukannya,” tambahnya.
Keberadaan Duktagana diharapkan dapat memudahkan warga yang terdampak bencana untuk mendapatkan dokumen penting mereka dengan cepat. Program ini menjadi solusi efektif dalam pemulihan identitas kependudukan bagi warga yang mengalami musibah, sehingga proses pemulihan identitas menjadi lebih mudah dan cepat.
Dengan adanya Dukcapil Tanggap Bencana (Duktagana), pemerintah daerah berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam mempercepat pemulihan masyarakat yang terdampak bencana alam di Kutai Timur.