Sangatta – Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Tuah Benua (TTB) Kutai Timur kini memasuki langkah baru dengan meluncurkan unit bisnis air minum dalam kemasan (AMDK). Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing ekonomi lokal, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap produk luar daerah. Sekretaris Komisi B DPRD Kutai Timur, Leny Susilawati Anggraini, menyambut baik inovasi ini dan berharap pemerintah menjadi pelopor dalam mendukung produk lokal.
“Ini langkah positif, terlebih jika dimulai dari pemerintah sendiri. Jika Pemkab mulai mengonsumsi produk AMDK ini, maka ekonomi daerah akan bergerak lebih dinamis,” ujar Leny saat ditemuai di Ruang kerjanya, Selasa (5/11/2024).
Politisi Nasdem ini mendukung inisiatif Perumdam TTB. Ia berharap produk AMDK ini dapat menjadi kebanggaan masyarakat Kutim, serta menjadi pilihan utama di instansi pemerintahan dan perusahaan lokal. Dengan demikian, diharapkan bisa menjadi produk unggulan yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“AMDK ini harus menjadi kebanggaan Kutai Timur, sebagai salah satu produk unggulan yang lahir dari perusahaan daerah kita sendiri,” imbuhnya.
Tahap Uji Coba dan Persiapan Produk
Direktur Utama Perumdam TTB, Suparjan, mengungkapkan bahwa pabrik AMDK sudah hampir selesai secara fisik dan sedang memasuki tahap akhir pembangunan. Sejak tiga bulan lalu, produksi dalam jumlah terbatas sudah dimulai sebagai bagian dari uji coba.
“Kami sudah memproduksi sekitar 100 dus air minum kemasan dalam bentuk gelas dan botol. Namun, desain kemasan botol akan kami perbarui agar lebih menarik. Nantinya akan disesuaikan menjadi kemasan 330 ml,” jelas Suparjan.
Meski produksi uji coba telah berjalan, produk ini belum bisa dipasarkan secara luas karena masih menunggu lisensi dari lembaga terkait seperti SNI dan BPOM. Sementara ini, produk AMDK hanya akan digunakan untuk kebutuhan internal perusahaan.
Inovasi Kemasan Berbasis Kearifan Lokal
Nama produk AMDK ini belum diumumkan, namun Suparjan memastikan bahwa nama dagang akan mengusung kearifan lokal Kutai Timur, sesuai dengan arahan Bupati Ardiansyah Sulaiman. Penggunaan kearifan lokal diharapkan membuat produk ini mudah diterima masyarakat dan dapat bersaing di pasar lokal.
“Harga yang kami tawarkan akan lebih rendah dibandingkan produk serupa dari luar daerah. Dengan demikian, produk ini dapat bersaing secara kompetitif di pasar lokal,” tuturnya.