Makasar – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Jufri Rahman, mengeluarkan imbauan kepada masyarakat Sulsel untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Hujan deras yang mengguyur menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah, menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan warga.
Dalam pernyataannya pada Minggu, 22 Desember 2024, Jufri Rahman menegaskan bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana, terutama daerah yang menjadi langganan banjir dan tanah longsor, sebaiknya segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Langkah ini dinilai penting untuk meminimalkan risiko korban jiwa maupun kerugian harta benda.
“Bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang sudah menjadi langganan banjir dan rawan longsor sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu,” ujar Jufri Rahman.
Tujuh Daerah Rawan Bencana
Menurut Jufri Rahman, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel telah memetakan tujuh daerah rawan bencana di provinsi tersebut. Daerah-daerah yang menjadi prioritas perhatian adalah Kota Makassar, Maros, Gowa, Barru, Parepare, Jeneponto, dan Kabupaten Soppeng. Kondisi geografis dan intensitas hujan tinggi di wilayah ini menjadikannya rentan terhadap bencana alam.
“Tujuh daerah rawan bencana ini harus jadi perhatian. Kepala daerahnya diharapkan siaga, jangan meninggalkan daerahnya. Tetap berada di lokasi untuk memantau langsung perkembangan situasi dan memastikan langkah antisipasi berjalan dengan baik,” tegas Jufri Rahman.
Penjabat Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, sebelumnya juga telah mengambil langkah antisipasi dengan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala daerah di Sulsel. Surat tersebut berisi arahan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem, termasuk upaya mitigasi bencana. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU), diminta untuk tetap siaga menghadapi segala kemungkinan.
“Sudah ada surat edaran yang dikirimkan ke semua kepala daerah sebagai langkah antisipasi dan mitigasi dalam menghadapi cuaca ekstrem ini,” imbuh Jufri Rahman.
Peringatan bagi Nelayan
Selain mengimbau masyarakat di wilayah daratan, Jufri Rahman juga memberikan peringatan khusus kepada para nelayan di Sulsel untuk berhati-hati ketika melaut. Cuaca ekstrem yang disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi dapat membahayakan aktivitas nelayan.
“Nelayan juga hati-hati ketika melaut, jangan memaksakan ketika gelombang laut tinggi. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” pesannya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan Sulawesi Selatan. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. BMKG juga memperingatkan adanya potensi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir bandang, terutama di daerah dataran rendah dan bantaran sungai.
Langkah-Langkah Penanganan
Sebagai bentuk respons terhadap situasi ini, Jufri Rahman menginstruksikan agar posko-posko bencana segera diaktifkan di daerah rawan. Posko ini akan berfungsi sebagai pusat koordinasi penanganan bencana dan tempat pengungsian sementara bagi warga terdampak. Ia juga meminta BPBD dan Dinas Sosial untuk memastikan ketersediaan logistik, seperti makanan, obat-obatan, dan kebutuhan darurat lainnya.
“Kami berharap semua OPD terkait dapat bekerja sama dengan baik. Pastikan semua kebutuhan warga yang terdampak terpenuhi. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem,” ujar Jufri Rahman.
Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum diinstruksikan untuk memeriksa dan memperbaiki infrastruktur yang berisiko terdampak, seperti saluran drainase, tanggul, dan jalan yang terancam longsor. Kerja sama lintas sektor juga ditekankan agar semua pihak dapat memberikan kontribusi maksimal dalam upaya penanganan bencana.
Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
Jufri Rahman juga menggarisbawahi pentingnya peran aktif masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem ini. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi terbaru dari BMKG dan pihak berwenang lainnya. Masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi, terutama yang beredar di media sosial.
“Kesadaran masyarakat sangat penting. Pastikan informasi yang diterima berasal dari sumber resmi. Jangan panik, tapi tetap waspada,” kata Jufri Rahman.
Ia juga mengajak masyarakat untuk saling membantu, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam proses evakuasi. “Solidaritas antarwarga sangat diperlukan. Jika ada tetangga atau kerabat yang membutuhkan bantuan, mari kita bantu bersama-sama,” tambahnya.
Dampak Cuaca Ekstrem di Sulsel
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Sulawesi Selatan telah melaporkan dampak serius akibat cuaca ekstrem. Di Kabupaten Gowa, banjir merendam puluhan rumah warga, sementara di Maros dilaporkan terjadi tanah longsor yang menghambat akses jalan utama. Kota Makassar juga mengalami genangan air di beberapa titik, mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat.
Pemerintah daerah terus berupaya untuk menangani dampak bencana ini secepat mungkin. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan dikerahkan untuk membantu evakuasi warga serta membersihkan material longsor yang menutup jalan.