Sangatta – Suasana penuh kegembiraan meliputi Lapangan Bola Voli Desa Pengadan, Kecamatan Karangan, Kutai Timur (Kutim), saat Bupati Kutim, H Ardiansyah Sulaiman, meresmikan aliran listrik 24 jam bagi warga desa tersebut, terutama di Kampung Bukit Batu Bara Kilometer 26. Peresmian ini merupakan bukti nyata dari upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pelosok Kutim.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Sekretaris Desa Pengadan Sudarmandullah, Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Kabupaten Kutim Arief Nur Wahyuni, Manajer PLN ULP Sangatta Robertus Richard Laksana Lamania, serta perwakilan dari perusahaan tambang PT GAM dan Indexim. Dalam sambutannya, Bupati Ardiansyah menekankan pentingnya listrik sebagai pendorong kemajuan pembangunan di daerah.
“Listrik bukan hanya sekadar penerangan, tetapi juga simbol kemajuan dan perkembangan. Dengan adanya listrik yang memadai, kami berharap produktivitas warga meningkat dan akses terhadap informasi serta teknologi menjadi lebih mudah,” ujar Ardiansyah di hadapan warga yang hadir dengan antusias, Jumat (30/8/2024).
Tantangan Elektrifikasi di Kutim
Meski peresmian ini merupakan pencapaian besar, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi. Di Kutim, terdapat 22 desa yang belum menikmati aliran listrik 24 jam dari PLN. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang mendesak bagi pemerintah daerah. Bupati Ardiansyah menyadari pentingnya pemerataan akses listrik dan menegaskan komitmennya untuk bekerja sama lebih erat dengan PLN guna memastikan seluruh dusun di Kutim mendapatkan akses listrik yang layak.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan PLN dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan target ini. Kami berkomitmen untuk memastikan seluruh desa di Kutim bisa menikmati listrik 24 jam pada tahun depan,” tegasnya dengan penuh semangat.
Ardiansyah juga menekankan bahwa sinergi antara pemerintah daerah, PLN, dan perusahaan-perusahaan swasta yang beroperasi di Kutim menjadi kunci keberhasilan program elektrifikasi ini. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk mencapai target ini,” tambahnya.
Optimisme di Tengah Tantangan
Desa Pengadan, yang menjadi tempat peresmian, memiliki tiga dusun yang sudah menikmati listrik 24 jam. Namun, masih ada satu dusun yang belum teraliri listrik. Pemerintah daerah berupaya agar seluruh wilayah Desa Pengadan segera mendapatkan fasilitas listrik secara merata.
Manajer PLN ULP Sangatta, Robertus Richard Laksana Lamania, memberikan pandangannya terkait upaya elektrifikasi di Kutim. “Peresmian listrik 24 jam di Desa Pengadan ini adalah bagian dari program PLN untuk memperluas akses listrik di seluruh wilayah Kutai Timur. Kami sedang melakukan berbagai langkah teknis untuk memastikan seluruh desa dapat menikmati listrik 24 jam,” jelasnya.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Program elektrifikasi yang sedang berlangsung diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Kutim secara signifikan. Pemerintah optimis bahwa dengan adanya listrik 24 jam, desa-desa di Kutim akan lebih maju dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. Bupati Ardiansyah yakin bahwa dengan kerja keras dan sinergi semua pihak, Kutim akan semakin maju dan merata dalam pembangunan.
“Ini adalah langkah awal menuju Kutim yang lebih terang dan sejahtera. Kami akan terus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi ini,” tutupnya dengan penuh optimisme.
Dengan semangat gotong royong dan komitmen yang kuat, harapan untuk melihat seluruh desa di Kutai Timur menikmati listrik 24 jam bukan lagi sekadar mimpi, melainkan sebuah kenyataan yang segera terwujud.