Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp14,3 triliun ke sektor pangan hingga akhir 2024, menjangkau 128 ribu debitur di seluruh Indonesia. Angka ini setara dengan 43 persen dari total portofolio KUR BNI yang mencapai Rp33,2 triliun per Desember 2024.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyatakan, penyaluran KUR tersebut merupakan wujud nyata kontribusi BNI terhadap prioritas nasional dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendukung ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“BNI berkomitmen memperkuat ekosistem UMKM di sektor pangan sebagai bagian dari kontribusi nyata terhadap program prioritas pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan,” kata Okki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (12/4/2025).
BNI menawarkan akses pengajuan KUR melalui outlet dan laman daring resmi, dengan skema yang mencakup KUR Supermikro, Mikro, Kecil, dan KUR PMI. Plafon pembiayaan mulai dari Rp10 juta hingga Rp500 juta, dengan bunga ringan dan syarat yang disesuaikan kebutuhan pelaku usaha. Untuk pembiayaan hingga Rp100 juta, tidak diperlukan agunan tambahan.
Tak hanya sebatas pembiayaan, BNI juga turut serta dalam program transformasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menjadi koperasi. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk memperkuat peran koperasi sebagai distributor langsung pupuk bersubsidi kepada petani.
“BNI siap menyediakan pembiayaan modal kerja kepada Gapoktan yang telah bertransformasi menjadi koperasi, sehingga mampu berperan dalam distribusi pupuk bersubsidi serta pengembangan usaha lainnya,” jelas Okki.
Langkah ini dinilai strategis dalam memperkuat industri agro nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan dukungan terhadap koperasi dan pelaku UMKM di sektor pangan, BNI mempertegas konsistensinya dalam mendukung agenda Asta Cita pemerintah, terutama di bidang ketahanan pangan berkelanjutan.
Hadirnya peran perbankan dalam pembiayaan sektor pangan menjadi kunci penting dalam mendorong pemerataan ekonomi dan pengembangan potensi pertanian nasional. Skema pembiayaan yang inklusif dan berbasis digital juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku UMKM yang tengah berkembang.
Ke depan, BNI akan terus melanjutkan langkah-langkah strategis ini demi menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan pangan global.