Sangatta – Anggota DPRD Kutai Timur, Yusri Yusuf, menyuarakan aspirasi warga terkait kebutuhan mendesak akan transportasi dan infrastruktur pendidikan di sejumlah wilayah pedalaman, khususnya di Teluk Pandan dan Bengalon. Usulan ini disampaikan berdasarkan keluhan masyarakat yang mengkhawatirkan keselamatan anak-anak akibat keterbatasan fasilitas transportasi dan akses pendidikan yang masih jauh dari memadai.
Kebutuhan Transportasi Aman di Teluk Pandan
Warga di Teluk Pandan, menurut Yusri, sangat membutuhkan penambahan fasilitas transportasi berupa mobil atau bus sekolah untuk mengatasi keterbatasan yang ada. Saat ini, mayoritas anak-anak sekolah di wilayah tersebut hanya mengandalkan tumpangan, yang dinilai tidak aman dan menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua.
“Rata-rata warga di Teluk Pandan hanya bergantung pada tumpangan untuk anak-anak mereka berangkat ke sekolah. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, terutama soal keselamatan anak-anak, termasuk isu penculikan yang menjadi perhatian masyarakat,” ujar Yusri saat di wawancarai di Ruang Kerjanya, Rabu (13/11/2024).
Untuk mengatasi permasalahan ini, Yusri mengusulkan agar pemerintah dapat memanfaatkan anggaran daerah untuk menyediakan bus sekolah di setiap desa di Teluk Pandan. Ia menyarankan pengelolaan bus sekolah ini dipercayakan langsung kepada pemerintah desa, sehingga operasionalnya lebih efektif dan sesuai kebutuhan lokal.
“Kami berharap teknis pengelolaan bus sekolah ini bisa dipastikan oleh Dinas Pendidikan, atau jika memungkinkan, dihibahkan kepada desa-desa agar mereka bisa mengelolanya langsung. Dengan begitu, setiap desa di Teluk Pandan dapat memiliki satu unit bus sekolah untuk menjamin keamanan anak-anak menuju sekolah,” tambah Yusri.
Apabila penyediaan bus sekolah masih sulit direalisasikan, ia juga mengusulkan alternatif berupa truk yang dimodifikasi untuk transportasi anak-anak secara aman dan nyaman. “Kalaupun belum memungkinkan menyediakan bus sekolah, minimal ada truk yang dimodifikasi khusus untuk transportasi anak-anak dengan standar keamanan tertentu,” kata Yusri.
Kondisi Sulit di Bengalon: Jarak Tempuh dan Infrastruktur Minim
Masalah serupa juga dihadapi oleh warga di wilayah Bengalon, khususnya di kawasan Tepian Langsat. Menurut Yusri, jarak tempuh antara desa dan sekolah di Bengalon sangat jauh, bahkan mencapai 10 hingga 15 kilometer. Selain itu, infrastruktur komunikasi di wilayah tersebut juga sangat minim, membuat masyarakat semakin terisolasi.
“Di Bengalon, jarak antar desa dengan sekolah mencapai 10 hingga 15 kilometer. Kondisi ini sangat menyulitkan anak-anak untuk mendapatkan akses pendidikan. Ditambah lagi, sinyal komunikasi di sana hampir tidak ada, sehingga warga kesulitan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan,” jelasnya.
Yusri menegaskan bahwa pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Penambahan infrastruktur jalan, transportasi, dan jaringan komunikasi menjadi kebutuhan mendesak agar warga Bengalon, khususnya anak-anak, dapat menikmati hak dasar mereka atas pendidikan.
“Pemerintah perlu menambah infrastruktur yang mendukung, baik transportasi maupun komunikasi, di Bengalon. Hal ini tidak hanya akan membantu anak-anak bersekolah dengan lebih mudah, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” ujar Yusri.
Prioritas untuk Kesejahteraan Anak-anak dan Pendidikan
Yusri menekankan bahwa aspirasi warga Teluk Pandan dan Bengalon ini tidak bisa diabaikan karena menyangkut kebutuhan dasar pendidikan dan keselamatan anak-anak. Ia juga menyatakan bahwa DPRD Kutai Timur akan terus mendorong pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih pada daerah-daerah pedalaman yang masih tertinggal dalam hal infrastruktur.
“Permintaan warga ini harus menjadi prioritas pemerintah daerah, karena berkaitan langsung dengan hak dasar anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan aman. Kami di DPRD akan terus mengawal aspirasi ini agar segera terealisasi,” tegasnya.
Yusri juga mengingatkan bahwa pendidikan adalah fondasi penting untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan. Oleh karena itu, investasi dalam transportasi dan infrastruktur pendidikan harus dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kutai Timur.
Harapan untuk Perubahan
Di akhir pernyataannya, Yusri menyampaikan harapan agar pemerintah daerah dapat segera mengalokasikan anggaran untuk mewujudkan usulan masyarakat ini. Ia optimis, dengan dukungan dari berbagai pihak, permasalahan transportasi dan infrastruktur pendidikan di Teluk Pandan dan Bengalon dapat teratasi.
“Kami berharap pemerintah daerah benar-benar mendengarkan keluhan warga dan segera mengambil langkah nyata. Masalah transportasi dan infrastruktur pendidikan ini bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga menyangkut masa depan anak-anak kita,” tutupnya.
Komitmen DPRD Kutai Timur
DPRD Kutai Timur, melalui para anggotanya seperti Yusri Yusuf, menunjukkan komitmen yang kuat untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat di daerah pedalaman. Dengan terus menyuarakan aspirasi rakyat, diharapkan kebijakan pemerintah daerah semakin responsif terhadap kebutuhan warga yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil.
Usulan seperti penyediaan bus sekolah, perbaikan jalan, dan penambahan jaringan komunikasi bukan hanya akan membantu anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat pedalaman untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik.