Sejumlah superhero tampil dengan karakter LGBT.
GOnews.id Lifestyle,WASHINGTON DC—DC Comics menuai kontroversi setelah menampilkan gambar John Kent, putra kandung Superman Clark Kent dan Lois Lane, dalam serial pertama Superman: Son of Kal-El pada awal Oktober lalu. Dalam edisi terbaru DC Comics, John Kent menegaskan dirinya sebagai biseksual dengan mencium Jay Nakamura yang merupakan seorang wartawan pria.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan sangat kecewa dengan DC Comics yang menampilkan komik bermuatan unsur LGBT. “MUI sangat kecewa dengan pihak yang telah memproduksi komik yang bermuatan promosi terhadap gaya hidup LGBT,” ujar Anwar Abbas kepada Republika, Senin (1/11).
“Dengan kehadiran unsur LGBT, berarti komik ini telah difungsikan untuk mensosialisasikan paham LGBT yang jelas tidak sesuai dengan fitrah manusia,” sambungnya.
Kehadiran gaya hidup LGBT ini tentu akan berimbas pada penimat komik DC yang mayoritas adalah generasi muda, kata dia. “Kalau style of life mereka ini diikuti oleh semua orang di muka bumi ini maka sudah bisa dipastikan 150 tahun yang akan datang tidak akan ada manusia di bumi, karena terhentinya perkembang biakan,” ujarnya.
“Jadi perbuatan dan tindakan LGBT ini bertentangan dengan hak asasi manusia karena merupakan tindakan yang dapat memutuskan perkembangbiakan manusia di bumi.”
Dia menghimbau pemerintah, pendidik dan orang tua untuk turun tangan dalam menjaga generasi muda dari bahaya perilaku LGBT, sekaligus menghentikan konsumsi produk yang mengandung unsur LGBT.
“MUI menghimbau pemerintah agar turun tangan dan melarang peredaran komik tersebut karena kontennya jelas tidak sesuai dengan nilai pancasila dan dengan jati diri serta budaya kita sebagai bangsa yang religius,” ujarnya, menambahkan bahwa komik tersebut dapat merusak mentalitas anak-anak bangsa.
Komentar serupa juga sempat digaungkan politikus Amerika John Mandel, yang mengatakan, komik biseksual akan menghancurkan Amerika. “Komik biseksual untuk anak-anak. Mereka (DC Comics) benar-benar mencoba untuk menghancurkan Amerika,” ujarnya di Twitter.
Di sisi lain, penulis serial Superman Tom Taylor mengatakan bahwa Superman masih tetap menjadi simbol harapan, kebenaran dan keadilan. Taylor juga menegaskan bahwa pengakuan John sebagai biseksual bukanlah gimmick.
“Kami tidak ingin ini (pemberitaan) menjadi ‘DC Comics menciptakan Superman baru yang aneh’. Kami ingin ini menjadi ‘Superman menemukan dirinya sendiri, menjadi Superman dan kemudian keluar,’ dan saya pikir itu perbedaan yang sangat penting di sana.” ujar Taylor yang dikutip di Reuters.
“Saya melihat tweet orang-orang yang mengatakan bahwa mereka menangis ketika membaca berita, bahwa mereka berharap Superman seperti ini ketika mereka tumbuh dewasa, bahwa mereka dapat melihat diri mereka sendiri,” tambahnya.
Dia juga menegaskan bahwa karakter John Kent, terlepas dari hasrat seksualnya tetap merupakan sosok yang peduli dengan krisis iklim dan pengungsi. “Dia sekuat harapan, lebih cepat dari takdir dan mampu mengangkat kita semua dan dia adalah pahlawan yang sangat baru menemukan jalannya, melawan hal-hal yang tidak dilakukan ayahnya,” kata Taylor.
“Saya harap ini tidak menjadi berita utama dalam beberapa tahun ke depan. Saya harap ini tidak menjadi tren di Twitter. Saya harap ini hanya sesuatu tentang seseorang dan perwakilan yang baik untuk semua orang yang diwakilinya.”
(function(d, s, id) { var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; if (d.getElementById(id)) return; js = d.createElement(s); js.id = id; js.src = "//connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1&appId=417808724973321&version=v2.8"; fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); }(document, 'script', 'facebook-jssdk'));