Tic adalah gerakan tubuh atau suara yang muncul tiba-tiba, cepat, berulang, dan sulit dikendalikan—seperti mengedipkan mata, menggeleng kepala, atau mendesis tanpa sadar (Saab et al., 2024). Tic bisa berupa gerakan (motor tics) atau suara (vocal tics), dan biasanya tidak muncul saat tidur. Kondisi ini umumnya dimulai antara usia 5–12 tahun dan sering bersifat sementara, menghilang dalam 3–12 bulan; bila berlangsung lebih dari satu tahun, dapat menandakan sindrom Tourette (Saab et al., 2024).
Penyebab Neurologis
Tic disebabkan oleh gangguan di otak—khususnya pada sirkuit cortico-striato-thalamo-cortical—dan kelainan neurotransmiter seperti dopamine (Neuromodulation in Tourette et al., 2012). Dysfunction dopamine ini telah lama dikaitkan dengan tic, terutama pada pasien Tourette (Neuromodulation in Tourette et al., 2012; Tics and Emotions, 2022). Ini ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas dopamine di basal ganglia yang memicu gerakan tak terkendali (Tics and Emotions, 2022).
Gejala Tic
Tic terbagi dua:
-
Motor tics
-
Simple motor: kedip mata, angkat bahu (Tics and Emotions, 2022)
-
Complex motor: melompat, meniru gerakan orang lain (Tics and Emotions, 2022)
-
-
Vocal tics
-
Simple vocal: mendengkur, mendesis (Neuromodulation in Tourette et al., 2012)
-
Complex vocal: mengulang kata/frasa atau mengumpat (coprolalia) (Basal ganglia Disease, 2024)
-
Tic sering dipicu oleh stres, kelelahan, atau emosi kuat (Verywell Mind, 2010).
Diagnosis Klinis
Dokter mendiagnosis tic melalui wawancara (usia onset, durasi, frekuensi), pemeriksaan fisik, dan kadang menambahkan CT/MRI/EEG untuk menyingkirkan penyebab neurologis lain (Merging Pathophysiology Tourette, 2018).
Pengobatan & Terapi
-
Habit Reversal Training (HRT)
Dikenalkan oleh Azrin & Nunn (1973), HRT adalah terapi perilaku utama untuk tic. Terdiri dari:-
Pengenalan sinyal premotorik (awareness training)
-
Respon pengganti yang menghalangi tic
-
Pelatihan intensif dan relaksasi (Liu et al., 2020; Habit Reversal Training review, 2020)
HRT terbukti efektif menurunkan frekuensi tic dan dipercaya sebagai terapi first-line oleh Amer. Acad. of Neurology (Verywell Mind, 2010; Habit Reversal Training wiki, 2025).
-
-
Obat-obatan
Antipsikotik (misalnya risperidone, aripiprazole) dipakai untuk mengendalikan dopamine berlebih di otak, efektif menurunkan gejala tic (Neuromodulation in Tourette et al., 2012; Coprolalia wiki, 2025). -
Deep Brain Stimulation (DBS)
DBS dipertimbangkan pada kasus Tourette parah yang tidak merespon terapi lain, dengan hasil yang menunjukkan penurunan tic via modulasi sinyal otak (Deep brain stimulation alleviates tics, 2023). -
Perawatan mandiri
Teknik relaksasi, tidur cukup, menghindari menahan tic, dan gaya hidup sehat dapat membantu mengendalikan gejala (Tics and Emotions, 2022).
Komplikasi dan Pencegahan
Jika tidak ditangani, tic berdampak pada kualitas hidup—menyebabkan gangguan psikologis, sosial, dan akademik. Pencegahan dengan manajemen stres, pola hidup sehat, dan konsultasi dini ke profesional sangat dianjurkan (Basal ganglia Disease, 2024).
Harapan Baru dalam Terapi Neurologis
Tic adalah gangguan neurologis yang sering muncul pada masa kanak-kanak, dengan konstituen motorik dan vokal, serta berkaitan erat dengan kelebihan dopamine di sirkuit basal ganglia. Diagnosis didasarkan pada evaluasi klinis dan media pencitraan bila diperlukan. Terapi seperti HRT dan obat antipsikotik (e.g., risperidone) adalah pilihan utama, sedangkan DBS menjadi opsi terakhir. Perawatan mandiri dan gaya hidup seimbang memperkuat efektivitas terapi. Dengan penanganan tepat, penderita tic dapat menjalani hidup lebih produktif dan percaya diri.