Jember – Suasana hangat menyelimuti Dusun Kraton, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Senin (29/9/2025), ketika Bupati Jember Gus Fawait meresmikan Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) pertama di wilayah selatan kabupaten. Fasilitas ini merupakan bagian dari program nasional Makan Siang Bergizi (MBG) yang dicanangkan Presiden, bertujuan memperbaiki pemenuhan gizi anak sekaligus memperkuat roda ekonomi daerah.
SPPG Tempurejo akan melayani sekitar 4.000 penerima manfaat, menjadikannya dapur pelayanan gizi pertama di kawasan selatan Jember. Kehadirannya diharapkan mampu mendorong rantai pasok pangan lokal, memperbesar peluang usaha masyarakat, serta membuka lapangan kerja baru.
“Alhamdulillah, hampir tiap akhir minggu banyak masyarakat menanyakan kapan anak-anak mereka mendapat makan siang bergizi. Hari ini kita resmikan dapur MBG di Tempurejo, dan insyaallah akan segera menyusul di wilayah lain. Anak-anak tampak bahagia dengan menu yang terjaga kualitas gizinya, sementara perputaran ekonomi juga mulai bergerak hingga ke pelosok desa,” ujar Gus Fawait dalam sambutannya.
Menurut Bupati, program MBG bukan hanya berfokus pada gizi anak-anak, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada sektor ekonomi. Kebutuhan pangan seperti tempe, tahu, sayur, telur, hingga daging dipastikan meningkat, sehingga mendorong peternak dan pelaku usaha kecil memperluas kapasitas produksinya.
Selain itu, sebanyak 52 relawan dilibatkan dalam operasional SPPG Tempurejo. Kehadiran para relawan tidak hanya membantu kelancaran distribusi, tetapi juga membuka kesempatan kerja baru bagi warga sekitar.
Untuk menjaga kualitas layanan, Pemerintah Kabupaten Jember membentuk Satgas MBG yang melibatkan Dinas Kesehatan. Satgas ini bertugas mengawasi keamanan pangan, distribusi, serta memastikan menu yang disajikan memenuhi standar gizi seimbang.
“Arahan Presiden jelas, harus ada sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Maka kami bentuk Satgas MBG agar program ini berjalan baik. Kalau ada sedikit kekurangan wajar, karena yang sempurna hanya di surga. Tapi 90 persen lebih, program ini sudah berjalan baik dan masyarakat sangat bahagia,” tegas Gus Fawait.
Dengan rencana pembangunan dapur MBG lainnya di wilayah Jember, pemerintah daerah optimistis program ini tidak hanya akan memenuhi gizi anak-anak, tetapi juga memperluas peluang usaha, memperkuat ekonomi desa, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. (ADV)
