Bontang – Kawasan Rumah Adat Guntung kembali membuka kesempatan bagi para penikmat olahraga tradisional. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menghidupkan kembali olahraga tradisional.
Ketua Olahraga Tradisional Bontang Darmawi mengatakan kawasan Rumah Adat Guntung memang dikhususkan untuk melakukan aktivitas adat salah satunya yakni olahraga tradisional.
“Karena lokasinya luas, bisa dimanfaatkan serta menarik masyarakat untuk berkunjung,” ungkapnya saat dikunjungi wartawan di kawasan Rumah Adat Guntung Jalan Tari Enggang, Sabtu (14/8/2021) kemarin.
Ditambahkan Darmawi, olahraga tradisional merupakan permainan yang saat ini memang jarang terlihat dimainkan oleh anak-anak atau generasi muda.
Sehingga pihaknya berusaha untuk mengembalikan beberapa jenis olahraga tradisional yang mulai dilupakan seperti sumpit, logo, gasing dan panah.
“Harus mulai diperkenalkan kembali agar pemuda di daerah setempat tidak melupakan salah satu budaya yang beraneka ragam olahraga tradisional,” harapnya.
Ia juga berharap olahraga tradisional tersebut dapat terus berkembang lebih baik yang dilengakapi dengan fasilitas-faslilitas yang dibutuhkan dan pemerintah memberikan dukungan terhadap olahraga tradisional yang ada di Kota Bontang.
“Mungkin bisa didukung dari pemerintah melalui Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) dan Dispora untuk memberikan perhatian terhadap olahraga tradisonal,” jelasnya.
Sementara itu, pelatih olahraga tradisional panah Majid menyatakan sebelumnya hanya ada tiga olahraga tradisional yang sudah rutin dilakukan di kawasan tersebut. Namun untuk pemanah baru diaktifkan beberapa bulan lalu.
“Kalau untuk sumpit, gasing, dan logo sudah lama. Sementara untuk panah ini baru bulan lalu. Permainan ini juga banyak didominasi oleh warga Guntung asli kutai,” urainya.
Di tempat yang sama, atlet olahraga tradisional sumpit Rita menginginkan agar ada penerus dari generasi pemuda Bontang untuk mengembangkan olahraga tadisional.
“Biar tidak punah budaya kita apalagi Kaltim terkenal dengan budayanya,” terangnya.
Selain itu, ia juga berharap setiap sekolah memberikan ekstrakurikuler agar bisa berkembang olahraga tradisonal.
“Paling tidak pemerintah bisa memfasilitasi di sekolah untuk ekstrakulikulernya. Kami siap membantu kok,” ujarnya. ()