Diantara tempat yang paling tersohor di Kota Bandung. Dago tempat yang paling dimininati wasatawan yang datang ke kota Bandung. Jalan Dago atau sekarang berganti nama menjadi Jalan Ir H Djuanda merupakan salah satu jalan legendaris di Kota Bandung.
Kawasan Dago terutama di Jalan Ir. H. Juanda selalu semarak. Terlebih saat digelar car free day di hari Minggu. Selain karena keasriannya, kawasan tersebut juga terkenal dengan wisata belanja dan kulinernya.
Dago telah ada sejak zaman Belanda. Penduduk di kawasan Bandung Utara memiliki kebiasaan untuk saling menunggu sebelum pergi ke kota. Jalan yang digunakan masih berupa jalur setapak yang kala itu menjadi satu-satunya akses bagi penduduk ke pasar. Tetapi jalan menuju pasar di Kota Bandung ini masih dikuasai oleh para perampok serta rawan binatang buas, terutama di daerah hutan sekitar Terminal Dago saat ini.
Dalam sejumlah tulisan, Kota Bandung zaman habeula memang banyak ditemui badak hingga harimau. Kondisi tersebut membuat penduduk selalu pergi bersama-sama karena alasan keamanan. Lama kelamaan, warga terbiasa silih dagoan di suatu tempat di kawasan Dago. Kata dagoan dalam bahasa Sunda memiliki arti menunggu.
Saat Belanda berkuasa, kawasan itu juga dijadikan sebagai rumah peristirahatan dan kawasan elit. kawasan Dago memang menjadi kawasan yang cocok dijadikan tempat peristirahatan. Selain tempatnya yang sejuk sangat cocok untuk menikmati pemandangan kota Bandung.
Pembangunan di Dago dimulai pada tahun 1905 oleh Andre van der Brun. Selain rumah peristirahatan, di kawasan Dago juga dibangun Dago Thee Huis atau sekarang dikenal dengan Dago Tea House.
Pada tahun 1920-1940 pemerintah Hindia Belanda semakin giat melakukan pembangunan di kawasan Dago, pemerintah Hindia Belanda membangun sarana pendidikan, seperti Techniche Hoogeschool te Bandoeng (ITB) yang dibuka sejak 3 Juli 1920 dan menjadi perguruan teknik pertama di Hindia Belanda.
Awalnya Jalan Ir. H. Juanda dahulu jalan tersebut bernama Dagostraat. Jalan tersebut dibangun pada tahun 1915. Kemudian pada tahun 1970 Nama Dagostraat berubah menjadi jalan Ir H Juanda. Pada tahun yang sama juga menandai kawasan Dago yang berubah dari daerah hunian menjadi wilayah komersial.
Kawasan Dago pun semakin asri terdapat puluhan cafe, restoran, swalayan, hotel, dan beberapa kantor semisal Bank, Money Changer hingga Rumah Sakit,. Deretan kursi di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda ditanami pohon, dan berderet pohon yang besar dan tinggi, membuat Jalan Dago terasa teduh dan sejuk membuat kawasan tersebut semakin nyaman.