Jember – Tujuan utama pemerintah pusat menyalurkan Dana Desa (DD) adalah untuk mendorong pembangunan di tingkat desa, baik melalui peningkatan infrastruktur maupun penguatan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Melalui Bumdes, desa diharapkan mampu mengembangkan sumber pendapatan mandiri yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Namun, implementasi di lapangan tidak selalu berjalan sesuai harapan. Di salah satu desa di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, tepatnya di desa Jatian program pengembangan Bumdes yang menggunakan anggaran DD tahun 2023 justru terhenti di tengah jalan.
Berdasarkan hasil penelusuran, dana sekitar Rp140 juta yang dialokasikan untuk pembelian mesin cetak paving kini tidak menghasilkan aktivitas ekonomi sebagaimana direncanakan. Peralatan yang telah terpasang sejak 2023 tersebut hingga kini belum beroperasi.
Seorang warga setempat berinisial B, Jumat (31/10/2025), mengatakan bahwa lokasi pembuatan paving yang terletak di dusun Plalangan sudah dibangun, namun tidak pernah digunakan.
“Ini milik Bumdes, dibeli dengan anggaran DD tahun 2023 sekitar Rp140 juta. Tapi ya begini kondisinya, alat cetaknya ada, tapi mesinnya tidak ada” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bumdes tahun 2023 berinisial F, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, membenarkan bahwa usaha tersebut belum berjalan.
“Benar, saya ditunjuk oleh pak kades sebagai ketua Bumdes tahun 2023–2024. Dana Rp140 juta itu saya serahkan ke bendahara Bumdes, yang saat itu dijabat istri Pak Kades. Soal pembelian dan pembangunan pondok paving, saya tidak ikut mengelola langsung karena semua diurus Pak Kades,” jelasnya.
Ia menambahkan, setelah peralatan terpasang, mesin dikabarkan tidak cocok dan harus dikembalikan. Namun hingga kini belum ada kejelasan kapan usaha tersebut akan beroperasi.
“Saya sudah beberapa kali menanyakan ke Pak Kades, tapi belum juga ada kejelasan. Katanya kalau ada yang menanyakan soal Bumdes, disuruh langsung ke beliau,” imbuhnya.
Kondisi ini menjadi perhatian masyarakat sekitar, mengingat dana desa sejatinya diharapkan dapat memberi manfaat langsung bagi warga. Diharapkan pemerintah desa dapat memberikan penjelasan resmi dan mengambil langkah tindak lanjut agar program Bumdes dapat kembali berjalan dan memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
S kepala desa melalui telepon selulernya mengatakan ” bahwa mesin itu akan diseting setelah listrik dipasang, kemarin sudah dipasang tetapi karena listrik belum ada sehingga dibuka kembali takut hilang.Sedangkan untuk pemasangan listrik masih menunggu dana penyewaan TKD ( tanah kas desa).Dan untuk pembelanjaan dilakukan oleh Bumdes,saya cuma membantu” ujarnya.
Dari keterangan ketua Bumdes 2023 dan keterangan kepala desa sudah jelas berbeda,ada apa sebenarnya di Bumdes desa jatian ?
