Sangatta – Pulau Birah-birahan, sebuah destinasi wisata yang terletak sedikit bergeser dari Sangatta, Kutai Timur, kini tengah menjadi perhatian salah satu anggota Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Kutim Akhmad Sulaeman. Pulau yang menawarkan pemandangan alam luar biasa ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata unggulan. Namun, menurut Sulaiman, pulau tersebut kini mulai dilupakan dan memerlukan perhatian lebih dari pemerintah untuk kembali dihidupkan.
Pulau Birah-birahan dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Pasir putih yang bersih, air laut yang jernih, dan pemandangan bawah laut yang menakjubkan menjadikannya sebagai salah satu surga tersembunyi di Kalimantan. Selain itu, pulau ini juga memiliki ekosistem laut yang kaya, dengan taman laut yang dipenuhi dengan keanekaragaman biota laut, termasuk karang dan ikan hias. Keindahan ini masih sangat terjaga karena pulau ini relatif terlindung dari kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Di samping keindahan alam bawah lautnya, Pulau Birah-birahan juga merupakan habitat bagi sejumlah spesies langka. Salah satunya adalah Penyu Sisik, yang merupakan binatang endemik dari Kutai Timur. Selain itu, pulau ini juga menjadi tempat tinggal bagi penyu hijau, biawak, berbagai jenis ikan, serta beraneka ragam burung yang membuat pulau ini semakin eksotis dan menarik untuk dikunjungi.
Pentingnya Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas
Namun, meskipun pulau ini memiliki potensi wisata yang besar, Sulaiman mengungkapkan bahwa saat ini Pulau Birah-birahan mulai terlupakan. Masyarakat sekitar dan pengunjung yang dahulu sering datang kini semakin jarang berkunjung. Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah kurangnya infrastruktur dan fasilitas penunjang yang dapat membuat wisatawan merasa nyaman.
“Memang kendalanya pulau tersebut milik pribadi. Tetapi, saya rasa pemerintah bisa menggandeng pihak ketiga, seperti desa atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), untuk menjalin kerjasama dengan pemilik pulau. Dengan begitu, pengembangan pulau ini bisa berjalan,” kata Sulaeman di Gedung DPRD Kutim beberapa waktu lalu.
Sulaiman menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur dasar seperti transportasi dan fasilitas penunjang lainnya, agar pulau ini dapat kembali ramai dikunjungi wisatawan. Ia menyarankan agar beberapa fasilitas tambahan, seperti gazebo, tempat istirahat, serta jalur akses transportasi yang lebih baik, bisa segera dibangun untuk mendukung kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke sana.
“Selain transportasi yang lebih baik, fasilitas seperti gazebo juga sangat diperlukan. Wisatawan membutuhkan tempat yang nyaman untuk menikmati pemandangan, beristirahat, atau bahkan bersantai sambil menikmati keindahan alam sekitar,” tambahnya.
Potensi Ekonomi dan Sosial bagi Masyarakat Lokal
Sulaeman juga mengungkapkan bahwa pengembangan Pulau Birah-birahan bukan hanya akan membawa dampak positif bagi sektor pariwisata, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Jika dikelola dengan baik, pulau ini berpotensi menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi warga sekitar melalui penyediaan fasilitas wisata, penginapan, serta kegiatan ekonomi lain yang mendukung industri pariwisata.
“Saya sangat yakin, jika pulau ini kembali hidup, maka bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Mulai dari jasa transportasi, makanan, penginapan, dan berbagai kegiatan lainnya yang terkait dengan sektor pariwisata,” ujar Sulaeman.
Sulaeman juga menambahkan, bahwa salah satu tujuan pengembangan pariwisata di Pulau Birah-birahan adalah untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya pengembangan ini, diharapkan dapat terbuka peluang kerja baru, baik di sektor pariwisata itu sendiri maupun sektor-sektor pendukung lainnya.
Kolaborasi antara Pemerintah, Masyarakat, dan Pihak Swasta
Sebagai bagian dari komitmennya untuk memperjuangkan kemajuan daerah, Sulaeman menyarankan agar pemerintah dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah desa, maupun pihak swasta, untuk bersama-sama mengelola dan mengembangkan potensi wisata Pulau Birah-birahan. Kerja sama ini diharapkan bisa menghasilkan sebuah model pengelolaan yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak.
“Pengembangan Pulau Birah-birahan harus melibatkan banyak pihak. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan pelaku usaha lokal. Pemerintah bisa memfasilitasi dengan pembangunan infrastruktur dan regulasi yang mendukung, sementara masyarakat bisa dilibatkan dalam pengelolaan dan penyediaan layanan wisata,” katanya.
Melestarikan Keindahan Alam untuk Generasi Mendatang
Di balik upaya pengembangan sektor pariwisata, Sulaeman juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam Pulau Birah-birahan. Keindahan alam yang masih sangat terjaga saat ini harus dijaga dengan baik agar bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang.
“Kita harus menjaga kelestarian alam pulau ini agar keindahannya tetap terjaga. Jangan sampai pengembangan pariwisata justru merusak ekosistem yang ada. Semua ini perlu dikelola dengan bijak, agar alam dan masyarakat dapat sama-sama diuntungkan,” tegas Sulaeman.
Harapan untuk Masyarakat dan Daerah
Sulaeman berharap, dengan adanya perhatian dari pemerintah dan pihak-pihak terkait, Pulau Birah-birahan dapat kembali berkembang menjadi destinasi wisata unggulan yang membawa manfaat ekonomi bagi daerah, sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya lokal.
“Harapan saya, Pulau Birah-birahan bisa kembali berkembang dan menjadi salah satu ikon wisata di Kutai Timur. Dengan dukungan pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, kita bisa mewujudkan potensi besar ini untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah,” tutupnya.