Mojokerto – Pondok Pesantren Baitus Surur mengembangkan budidaya ikan lele dengan metode berpuasa ala pesantren. Pengasuh Ponpes Baitus Surur KH. Chairul Wahyudi mengungkapkan budidaya dan pengolahan ikan lele sangat prospek.
“Lele yang kami budidaya, menganut puasa sunah dan wajib. Kalau sore puasa (tidak diberi makan), dan setiap hari Minggu wajib puasa wajib,” ungkap Gus Chairul sapaan akrabnya saat dikunjungi di kediamannya, Rabu (5/1/2022).
Konsep budidaya ini sangatlah unik. Awalnya, banyak yang tidak percaya dan meremehkan, mengingat ikan lele adalah ikan yang rakus. Menurutnya, lele perlu puasa, tidak boleh kekenyangan.
Namun dengan waktu panen lebih singkat yakni 2 bulan dengan berat ikan rata-rata 190 kg.
“Banyak yang mengatakan konsep yang kami terapkan konsep bunuh diri. Banyak yang bertanya, apa iya ikan lele disuruh puasa? tapi nyatanya kami berhasil dengan konsep ini.
Selain budidaya ikan lele, pesantren yang terletak di Jl. Duku 22 Dusun Brongkol Desa Banjaragung Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto juga pengembangan produk olahan ikan lele.
“Ikan lele ini mudah dipelihara, tidak perlu memakan tempat yang luas. Dari lele tidak terbuang mulai dari kepala, kulit, daging dan duri, semua kami olah, ” ujar Gus Chairul.
Menurutnya, daging dan duri ikan lele diolah menjadi abon. Saat pandemi olahan duri ikan lele banyak di buru pembeli. Pasalnya, duri ikan lele memiliki protein dan kalsium yang tinggi untuk membantu kekebalan tubuh.
“Untuk kulit lele kami olah menjadi kerupuk, lele yang kami budidaya beda dengan lele di pasaran, sehingga bisa diambil kulitnya, ” ujarnya.
Abon olahan pangan berbasis ikan lele, ia beri merek dagang YU KAJI. Tanggal 17 Juni 2019 menjadi hari didirikanya merek dagang YU KAJI dengan produk unggulan abon.
Varian produk yang dimiliki YU KAJI saat ini adalah abon daging lele varian original dan pedas, serta abon duri lele.
Dirinya mengaku pemasaran yang dilakukannya melalui offline dan online.
“Saat ini kami pasarkan YUK KAJI secara offline ke daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta. Kalau online alhamdulillah ramai juga, ” terangnya.
Tahun 2022, Gus Choirul akan mengembangkan kepala ikan lele dijadikan kecap. Ia sudah lakukan eksperimen, dan peralatannya pun sudah lengkap.
“Tinggal jalan saja, InsyaAllah tahun ini, selain abon kami kembangkan kecap, ” tuturnya.
Sejauh ini, UMKM Baitus Surur sudah memiliki ijin PIRT dengan nomor 7023516011045-24 dan halal nomor ID35110000025841120. Mitra YU KAJI dalam beberapa tahun terakhir dalam pengembangan usahanya diantaranya adalah Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Kedai Reka melalui Program Matching Fund dan Astra.
“Produk abon daging lele merupakan salah satu produk unggulan UMKM Baitus Surur sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 dan telah lolos uji cemaran logam, S. Aureus dan Salmonella, ” terangnya.
Melalui program pengembangan kemandirian pesantren diharapkan dapat mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem halal value chain, selain sinergi dan linkage untuk semakin memperkuat peran pesantren dalam pengembangannya.
Potensi ekonomi di pondok pesantren, dinilai cukup besar. Bila potensi ini dioptimalkan, maka bakal mampu mewujudkan kemandirian usaha di ponpes sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan wilayah sekitarnya.
“Kami berharap Yuk Kaji menjadi produsen pengolahan produk perikanan khususnya olahan lele, yang inovatif, berkembang dan terpercaya di Indonesia,” tegasnya.