Bondowoso – Alih-alih menjadi kebanggaan daerah, Stadion Magenda Bondowoso justru kembali menuai sorotan tajam. Arena yang semestinya menjadi pusat pembinaan atlet daerah ini dinilai tidak layak, bahkan dijuluki warga tak ubahnya lapangan tingkat kecamatan.
Kritik makin menguat saat stadion ini dipakai sebagai lokasi pembukaan Turnamen Sepak Bola Bupati Cup ke-12. Para pemain dan ofisial mengeluhkan kondisi lapangan yang penuh kerikil, rumput tak terurus, hingga ancaman cedera yang mengintai.
“Kalau anak-anak jatuh, bisa beset semua,” ujar Sekretaris Daerah Bondowoso, Fathur Rozi, yang turut hadir menyaksikan langsung kondisi lapangan tersebut pada Selasa (23/9/2025).
Rozi mengakui, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama perawatan stadion. Pemerintah daerah masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan, sehingga perbaikan stadion hanya sebatas rencana. Ia berharap ada bantuan dari pemerintah pusat atau dukungan pihak ketiga untuk memperbaiki stadion tersebut.
Namun, publik kian resah. Pasalnya, Stadion Magenda merupakan satu-satunya stadion utama di Bondowoso. Fasilitas minim, rumput tak layak, tribun yang kumuh—semua jauh dari standar stadion yang layak. Pertanyaan pun muncul mengenai keseriusan Dinas Pemuda dan Olahraga dalam menjaga aset penting ini.
Kondisi ini menimbulkan kritik keras dari masyarakat, yang menilai pemerintah daerah kurang memberikan perhatian terhadap sarana olahraga. Janji perbaikan memang sering digaungkan, tetapi hingga kini bukti nyata belum terlihat.
Masyarakat kini menunggu kepastian: apakah Stadion Magenda benar-benar akan dibenahi, atau hanya akan terus menjadi simbol abai pemerintah terhadap olahraga daerah.
