Sidoarjo – Saat matahari mulai menyingsing, suasana Desa Rangkah Kidul, Kecamatan Sidoarjo, dipenuhi semangat kebersamaan. Ratusan warga bersiap menggelar tradisi Ruwah Desa, sebuah perayaan tahunan yang bukan sekadar ritual adat, tetapi juga simbol rasa syukur atas hasil bumi dan penghormatan kepada leluhur. Pada Sabtu (15/2/2025), acara ini berlangsung meriah dengan prosesi arak-arakan tumpeng dan gunungan hasil bumi yang mengelilingi desa, sebelum akhirnya tiba di kantor desa untuk dilombakan.
Suara gamelan mengiringi langkah warga yang dengan khidmat membawa tumpeng-tumpeng penuh warna. Setiap tumpeng tidak sekadar sajian, tetapi juga membawa makna filosofis tentang harapan dan kesejahteraan masyarakat. Camat Sidoarjo Kota, Gundari, yang hadir mewakili Bupati Sidoarjo, Subandi, mengapresiasi semangat warga dalam melestarikan tradisi ini.
“Kegiatan ini memiliki dampak yang sangat positif. Harapannya, tradisi ini dapat terus dilestarikan guna menjaga kerukunan antarwarga Desa Rangkah Kidul. Ini juga menjadi bentuk penghormatan kepada para leluhur. Kemarin, kita telah melaksanakan tabur bunga di makam leluhur sebagai bagian dari rangkaian acara, agar generasi penerus memahami pentingnya warisan budaya ini,” ujar Gundari dengan penuh harapan.
Bagi Kusnan (54), warga RT 5, Ruwah Desa adalah momen istimewa yang selalu dinantikan. “Kami bersyukur bisa terus melaksanakan acara ini. Semoga warga Rangkah Kidul senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan, serta dijauhkan dari bencana dan penyakit. Tradisi ini harus terus dijaga dan jangan sampai dilupakan,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Tak hanya sekadar perayaan, Ruwah Desa juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi antarwarga. Kepala Desa Rangkah Kidul, H. Warlheyono, menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT serta berterima kasih kepada seluruh warga yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam pelaksanaan tradisi ini.
“Kegiatan ini diawali dengan khataman Al-Qur’an, peresmian gedung NU, serta pengajian Muhammadiyah. Puncaknya adalah lomba 22 tumpeng yang kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang. Untuk lomba tumpeng, juara satu diraih oleh RT 5, disusul juara dua dan tiga. Acara ini sepenuhnya didukung oleh swadaya masyarakat dan anggaran desa sebesar 79 juta rupiah. Namun, yang paling utama adalah keterlibatan masyarakat agar tetap guyub rukun,” jelasnya dengan penuh kebanggaan.
Senada dengan hal tersebut, Mieke Wahyuningtyas yang mendampingi Kepala Desa menekankan pentingnya menjaga kesinambungan tradisi ini. “Kami berharap kegiatan ini terus ada, meskipun nantinya ada pergantian pemimpin di desa. Jangan sampai tradisi ini terabaikan,” tuturnya.
Ruwah Desa Rangkah Kidul bukan hanya sekadar perayaan tahunan, melainkan wujud nyata kebersamaan dan kecintaan terhadap warisan budaya. Dengan penuh semangat, warga berharap tradisi ini akan terus bertahan, menjadi pengingat akan pentingnya persatuan, kesejahteraan, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.